Pergelaran Wayang Golek Isi Puncak Tradisi Ruwatan

Subang, Jabar - Sepekan terakhir warga di beberapa daerah Kabupaten Subang menggelar ruwatan bumi, bersamaan dengan mulai turunnya hujan. Dari sejumlah daerah yang menggelar ruwatan bumi, satu di antaranya warga Kampung Cibeunying Desa Dawuan Kidul, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, akhir pekan kemarin.

Selain menyambut datangnya musim hujan, acara yang rutin digelar tiap tahun ini merupakan bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah, sekaligus menyongsong tibanya musim tanam padi.

Berbagai rangkaian acarapun disajikan, mulai pawai keliling kampung dengan membawa hasil bumi dikemas dalam bentuk dongdang. Selain itu diiringi pula dengan berbagai kesenian. Tak ketinggalan di antara iring-iringan pawai, warga menarik wuluku (alat bajak tradisional terbuat dari kayu), seperti petani yang sedang membajak sawah. Itu menandakan kesiapan warga menyambut tibanya musim tanam.

Semua warga dari 2 RW dan 6 RT ikut meramaikan acara ruwatan. Bukan hanya itu saja, setiap halaman rumah warga maupun jalan-jalan dihiasi dengan berbagai hasil bumi. Berbagai hasil bumi itu digantung dan dihiasi dengan janur, biasanya itu menjadi rebutan anak-anak dan orang dewasa. Hal itu mendakan keberkahan akan datang dan hasil panen berlimpah.

Seusai pawai keliling kampung, warga kembali berkumpul di Balai musyawarah, mereka pun menggelar doa bersama. Kemudian ramai-ramai menyantap makanan bersama. Puncaknya pada malam hari, digelar seni wayang golek semalam suntuk.

Kepala Desa Dawuan Kidul, Kecamatan Dawuan Carla Wijaya, mengatakan, ruwatan bumi sudah menjadi tradisi masyarakat di desanya, dilaksanakan setiap tahun. "Ruwatan bumi kami laksanakan ketika musim hujan datang, dan menjelang musim tanam padi rendeng," ujarnya.

Dikatakannya, melalui ruwatan ini pihaknya berharap Desa Dawuan Kidul nantinya menjadi Desa maju, terutama bidang pertanian. Kemudian warga yang mayoritas petani bisa lebih makmur. Proses tanam padi sampai masa panen, tidak ada gangguan apapun, dan hasil panen meningkat. "Puncak acaranya kami isi dengan menggelar seni wayang golek semalam suntuk," katanya.

Ketua Panitia Arim Karmo mengungkapkan biaya ruwatan berasal dari iuran warga, ditambah dengan bantuan para donatur. "Saya gembira dan terharu, acara ruat bumi tahunan ini masih bisa dilaksanakan dan berlangsung meriah," tambahnya.

Karmo menambahkan seni wayang golek menghadirkan ki dalang, Dahlan Gentra Bale Bandung 3 sebagai sarana hiburan rakyat. Dari seni wayang golek tersebut diharapkan masyarakat bisa mengambil hikmah dari kisah yang terkandung didalamnya. "Dari karakter tokoh-tokoh pewayangan maupun ceritanya, ada muatan pendidikan dan pembangunan karakter masyarakat, sehingga ada pelajaran yang dapat dipetik, dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari," ucapnya.

Sementara BPD Desa Dawuan Kidul L. Kutmay mengatakan ruwat bumi turun temurun dan dilaksanakan rutin setiap tahun. Waktu pelaksanaannya seusai hasil rembukan warga, biasa dua bulan menjelang akhir tahun pada saat awal musim hujan. Semua warga ikut serta meramaikan dan memeriahkan acara. Ini juga sekaligus sebagai upaya melestarikan tradisi masyarakat Kampung Cibeunying. "Kegiatan ini sebagai bentuk syukur terhadap berkah yang didapat. Kemudian mendoakan sesepuh (tokoh masyarakat) terdahulu. Sebab tanpa mereka tak akan ada Kampung Cibeunying, Kami disini sekarang hanya melanjutkan," ujarnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts