Solo- Kunjungan wisata asing ke Indonesia dua tahun terakhir ini lebih didominasi oleh negara-negara Asia Pasifik. Salah satunya yang cukup melejit adalah jumlah kunjungan wisatawan dari China, naik dari 60.000 pengunjung pada tahun 2006 menjadi 140.000 pengunjung pada 2007.
"Setiap pemerintah daerah maupun agen wisata perlu segera mengubah target pasar mereka. Tinggalkan Amerika dan Eropa, beralih ke negara-negara di Asia, Australia dan negara-negara sekitar pasifik," kata Ketua Promosi dan Pemasaran Wisata Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pariwisata Eddy Sunyoto, di Solo, Senin (27/10).
Kehadiran Edy di Solo adalah untuk mengikuti Borobudur Mart, sebuah program promosi pariwisata Jawa Tengah. Acara Borobudur Mart itu sendiri berlangsung di Solo dan Semarang. Lebih lanjut Eddy mengatakan, selama ini jumlah wisatawan asing tertinggi di Indonesia masih berkisar antara Australia dan Jepang. Jumlahnya berkisar 300.000 per tahun.
"Jepang dan Australia setiap tahun selalu bersaing. Kadang yang tertinggi Australia, tapi kadang pula Jepang," katanya. Menurut Eddy, beberapa faktor yang memengaruhi kondisi itu adalah kemudahan transportasi dan jarak dari negara para wisatawan ke Indonesia.
Faktor lainnya adalah kondisi perekonomin dunia, seperti saat ini Amerika dan Eropa sedang mengalami krisis ekonomi. Sebaliknya negara-negara Asia dan Pasifik relatif lebih stabil. "Pertumbuhan ekonomi Asia sekarang pun cukup baik. Contohnya, China tahun ini bisa masuk lima besar dalam wisatawan asing terbesar yang datang ke Indonesia. Belanda dan Amerika malah masuk dalam urutan sekitar 12 dan 13," katanya.
Sumber: www.kompas.com (27 Oktober 2008)