Medan- Letjend (Purn) Dr TB Silalahi SH bergelar Datuq Panglima Payung Negeri mengatakan, Istana Maimoon Medan segera dipugar mulai Februari 2009 agar lebih terawat dan cantik untuk menarik minat wisatawan Eropa. Dana untuk pemugaran itu sendiri antara lain berasal dari bantuan donatur dari Jerman dan sejumlah pengusaha pariwisata dari kawasan Asia Tenggara.
“Kita akan memugar Istana Maimoon supaya terlihat lebih indah dan asri. Ini upaya untuk melestarikan budaya bangsa sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara terutama dari Eropa yang umumnya menyukai objek wisata sejarah dan budaya. Donatur dari Jerman dan sejumlah sahabat kita mau membantu dana pemugaran istana kebanggaan nasional itu,” kata TB Silalahi ketika ditanya wartawan di Bandara Polonia, Rabu (22/10) tentang bagaimana upaya mengelola kepariwisataan di Sumut.
Menurutnya, dalam melakukan pemugaran itu tentu saja harus dilakukan melalui rapat internal dengan para Datuq, keluarga dan para pewaris Kesultanan Maimoon. “Kita akan mengadakan konsultasi dengan para Datuq dan pengetua adat di sana untuk menerima berbagai saran dan masukan untuk pemugaran itu,” kata TB.
Program pemugaran, katanya, akan dilakukan antara lain merenovasi gedung Istana Maimoon dan membangun beberapa fasilitas pendukung antara lain air mancur, membuat kolam renang dan fasilitas bermain keluarga. Karena untuk meningkatkan kunjungaan dan memperpanjang waktu tinggal para wisatawan, katanya, objek-objek wisata tertata dan rekreasinya harus bervariasi.
Pak TB mengakui, selama ini kesannya Pemerintah Propinsi maupun Pemko Medan kurang memberi perhatian khusus dan serius untuk merawat objek-objek wisata dan bangunan-bangunan warisan budaya dan sejarah di Sumatera Utara termasuk Istana Maimoon. Memang diakuinya juga Pempropsu pun mungkin memiliki keterbatasan dana untuk memelihara objek-objek dan cagar budaya di Sumut.
Kondisi Istana Maimoon yang selama bertahun-tahun terbiarkan katanya memunculkan keprihatinan sejumlah tokoh-tokoh Melayu di perantauan seperti di Malaysia dan Singapura.
“Untuk itulah kita berupaya membantu merawat objek-objek warisan budaya di Sumut sekaligus upaya membantu program peningkatan arus kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah kita ini,” kata TB yang salah satu tokoh terbaik Batak asal Balige itu.
Mantan Menteri PAN itu menambahkan, selain memugar Istana Maimoon, pihaknya juga akan membangun Taman Mini Mikro Indonesia (TMMI) di Kompleks TB Silalahi Center di Balige. TMMI itu lanjutnya menyerupai Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta yang di dalamnya ada berbagai rumah adat dari seluruh daerah nusantara.
Di perkampungan mini Indonesia itu, katanya, akan dibangun rumah-rumah adat berbagai suku Indonesia yang masing-masing berukuran 2 kali 2 meter yang dibangun dengan biaya Rp 30 juta untuk setiap rumah adat. “Jadi wisatawan Eropa yang ingin melihat budaya Indonesia tidak perlu jauh-jauh menjalani berbagai daerah. Bila mereka mengunjungi Danau Toba bisa berkunjung melihat berbagai budaya nasional di TB Silalahi Center,” katanya.
Untuk itu, ia meminta dukungan dari Pempropsu dan Pemkab/Pemko di Sumut agar memberikan perhatian serius terhadap upaya pihak swasta yang ingin meningkatkan kepariwisataan. Bentuk dukungan itu lanjutnya bisa dimulai dengan memperbaiki jalan-jalan dan jembatan yang masih banyak rusak di Sumut agar wisatawan nyaman dan waktu tempuh ke objek-objek wisata lebih cepat.
Selain itu pemerintah harus memberi pembinaan yang bisa merubah mental masyarakat agar memiliki kesadaran menjaga pariwisata dan melayani para tamu-tamu dari luar negeri. Soalnya di negara-negara maju lanjutnya masyarakat sangat ramah membantu wisatawan dan faktor keamanan membuat wisatawan betah.
“Kita harus meniru negara-negara lain yang kepariwisatannya sudah lebih maju dan bisa mensejahterahkan rakyatnya. Memang perkebunan merupakan kebanggan Sumut tapi itu cerita masa lalu. Kalau turis ke Sumut ramai dampaknya lebih banyak mensejahterahkan rakyat,” katanya. (M17/u)
Sumber: www.hariansib.com (26 Oktober 2008)