Yogyakarta— Bangunan Cagar Budaya yang banyak dijumpai di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bisa menjadi objek wisata menarik bagi wisatawan mancangera (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang berkunjung ke daerah ini.
Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih di Yogyakarta, Jumat (12/12), mengatakan, bangunan kuno yang memiliki nilai artistik tinggi itu sangat disayangkan jika hanya terbengkalai rusak di makan zaman.
"Sangat memprihatinkan jika saat ini banyak peninggalan bangunan kuno yang menjadi cagar budaya namun rusak atau justru dihilangkan untuk kepentingan pembangunan," katanya.
Menurut dia, memang banyak bangunan cagar budaya yang sudah berubah dari aslinya karena oleh pemiliknya sudah diubah atau direnovasi untuk kepentingan bisnis atau kegiatan lainnya.
Banyak juga bangunan cagar budaya tidak terawat karena pemiliknya tidak mampu membiayai perawatan bangunan yangh nilainya sangat tinggi, sehingga bangunan itu dibiarkan terbengkalai begitu saja.
"Padahal jika bangunan tersebut dirawat kembali dan dikelola dengan baik, akan dapat menjadi objek wisata menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah ini," kata Widi yang memimpin yayasan yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan wisata berwawasan budaya dan kebangsaan.
Sementara itu, Kepala Badan Pariwisata Daerah (Baparda) Provinsi DIY Tazbir mengatakan potensi cagar budaya di wilayah DIY sampai kini belum seluruhnya dikelola dengan baik menjadi obyek wisata yang menarik.
"Padahal DIY memiliki banyak bangunan cagar budaya dan peninggalan sejarah yang potensial dan bisa menjadi aset pariwisata luar biasa. Namun sayangnya pemerintah daerah setempat belum memanfaatkan cagar budaya untuk objek wisata," katanya.
Menurut dia, pihaknya bersama pelaku wisata dan Dinas Kebudayaan DIY akan menginventarisasi kembali sejumlah bangunan cagar budaya yang berpotensi menjadi aset pariwisata.
"Setelah diinvetarisasi keberadaan bangunan cagar budaya akan dipetakan dan dipilih yang layak untuk menjadi obyek wisata sehingga bisa mendatangkan kunjungan wisatawan," katanya. (Ant/OL-03)
Sumber: http://mediaindonesia.com/ (13 Desember 2008)