Semarang, Jawa Tengah - Festival Internasional Borobudur (BIF) 2009 dirancang untuk mengembalikan pamor Candi Borobudur setelah mahakarya ini tidak dimasukkan dalam salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Tengah, Budiyanto di Semarang, Senin (2/3) mengatakan BIF 2009 bertema "The Revival of a World Wonder" sebagai bentuk keprihatinan terhadap hasil survei tujuh keajaiban dunia, yang dilakukan oleh Yayasan New Seven Wonder yang berpusat di Zurich, Swiss. "Hasil survei tersebut ternyata tidak memasukkan lagi Candi Borobudur sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia," katanya.
Padahal, katanya, Candi Borobudur merupakan mahakarya agung yang dibangun sekitar tahun 700-an Masehi sebelum Angkor Wat (Kamboja) dan Gereja Katedral (Eropa), serta menjadi pusat kegiatan keagamaan umat Buddha seluruh dunia. "Itulah bukti keajaiban Candi Borobudur," katanya. "Candi Borobudur bukan hanya milik masyarakat Jawa Tengah (Jateng), namun menjadi milik dunia yang dipercayakan kepada kita (bangsa Indonesia, red.)," kata Budiyanto.
Sehingga, kata Budiyanto, upaya untuk mengembalikan citra Candi Borobudur sebagai keajaiban dunia merupakan tanggung jawab bangsa Indonesia. Ia menjelaskan, sebelumnya BIF 2003 yang bertemakan "Balancing Heritage Conservation and Community Development", berupaya untuk menyeimbangkan konservasi warisan sejarah dan pengembangan komunitas.
Namun, lanjutnya, tema BIF 2009 yang mengartikan kebangkitan keajaiban dunia, khusus dirancang sebagai upaya mengembalikan citra Candi Borobudur di tingkat internasional. "Sebab, hasil survei yayasan New Seven Wonder tersebut sudah dipublikasikan dan diketahui seluruh dunia," tegasnya.
Budiyanto mengatakan, persiapan penyelenggaraan BIF 2009 pun sudah dilakukan secara matang dengan mengundang 17 negara, selain 32 provinsi dan kabupaten/kota se-Jateng. Disinggung tentang kendala yang dihadapi terkait penyelenggaraan BIF 2009, ia mengatakan, tidak ada kendala yang berarti. "Kami akan berusaha semaksimal mungkin agar tujuan BIF 2009 untuk mengembalikan citra Candi Borobudur dapat terwujud," katanya. (Ant/OL-06)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com (3 Maret 2009)