Parapat, Sumut - Meskipun infrastruktur jalan menuju Danau Toba terus dikeluhkan karena sempit dan rusak, keindahan Danau Toba masih menjadi magnet warga untuk menghabiskan Tahun Baru di danau vulkanik itu.
Warga masih memenuhi tepian danau untuk berenang dan menginap di hotel-hotel di Parapat, Kabupaten Simalungun. Kebanyakan pengunjung memang warga daerah lain yang mudik ke kampung halaman di Tapanuli dan sekitarnya
Pantauan Kompas, Senin (3/1/2011), menunjukkan warga masih memenuhi tepian danau untuk berenang dan menginap di hotel-hotel di Parapat, Kabupaten Simalungun. Kebanyakan pengunjung memang warga daerah lain yang mudik ke kampung halaman di Tapanuli dan sekitarnya.
Sehari sebelumnya, kepadatan kendaraan terjadi di obyek wisata Lumban Silintong, Kabupaten Toba Samosir. Kendaraan harus mengantre untuk masuk ke kawasan wisata. Banyak kendaraan yang berpelat nomor luar kota.
Br Sialagan yang ditemui di Rumah Pembuangan Soekarno di Parapat mengatakan, puncak kunjungan terjadi hari Minggu lalu. Meskipun demikian, dibandingkan tahun lalu, kunjungan tahun ini lebih sedikit.
Penataan pariwisata tetap terlihat tak teratur. Sampah wisatawan berserakan di tepi jalan dari pintu masuk Parapat hingga jalan-jalan di seputar Parapat. Tak tampak disediakan tempat sampah di lokasi wisata. Ongkos parkir di Rumah Pengasingan Soekarno di Parapat yang kini menjadi Mess Pemerintah Provinsi Sumut Rp 5.000 untuk mobil oleh petugas tak beridentitas dan tak ada bukti penerimaannya.
Suwito, petugas kebersihan di Mess Pemerintah Provinsi Sumut, mengatakan, sampah hari Senin jauh lebih sedikit dibandingkan hari Minggu. Soal tak tersedianya tempat sampah yang memadahi, Suwito mengatakan tidak tahu sebab ia hanya buruh harian yang diupah petugas dari Mess Provinsi Sumut membersihkan sampah tahun baru.
Sampah plastik, bekas minuman kaleng, dan bekas wadah mi instan gelas juga tampak berserakan di tepian danau. Sampah-sampah itu mengganggu keindahan Danau Toba.
Sumber: http://travel.kompas.com