Sleman, Yogyakarta- Acara kirab budaya dan kesenian bertajuk Pelangi Budaya Bumi Merapi yang baru pertama kali digelar di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, diwarnai turunnya hujan, Minggu (14/12). Meski demikian, parade yang melibatkan sekitar 500 peserta dari berbagai kelompok kesenian di Sleman itu berlangsung semarak.
Acara yang digelar sebagai salah satu agenda promosi wisata di Kabupaten Sleman itu melibatkan 34 kelompok kesenian dari sembilan kecamatan di wilayah Sleman. Di antaranya adalah komunitas sepeda onthel berbusana Jawa, ketoprak, prajurit Dowangan, dan kesenian religius Kuntulan.
Selain itu, ada pula kesenian jatilan, reog, barongsai, wayang orang, serta gabungan berbagai prajurit (bregada) dan kelompok karawitan. Parade dimulai dari Lapangan Klebengan, Kecamatan Depok, melintasi Jalan Samirono, Jalan Affandi (Gejayan), Perempatan Jalan Lingkar Condong Catur, dan berakhir di Taman Kuliner Condong Catur. Selama perjalanan sekitar 5 kilometer itu, rombongan mempertunjukkan kesenian masing-masing yang menarik perhatian warga dan turis. Bahkan, akibat rombongan yang memakan lebih dari separuh badan jalan, arus lalu lintas di beberapa titik mengalami kemacetan panjang.
Filosofi
Kepala Bidang Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisional Sleman Aji Wulantara mengatakan parade ini mengilustrasikan beberapa filosofi dasar yang menggambarkan kondisi Kabupaten Sleman, seperti konfigurasi dan visualisasi yang menggambarkan makna simbolik berupa pengayoman, dinamika masyarakat yang religius, dinamis, dan multikultural. Selain itu, parade juga menggambarkan kesuburan bumi Merapi dan mata pencaharian masyarakat "Sembada" yang sangat beragam, ujar Aji.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman Dwi Supriyatno mengatakan event ini digelar untuk mengapresiasi keanekaragaman jenis kesenian dan kebudayaan yang dimiliki Sleman. Selain itu, acara ini juga untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Sleman, tutur Dwi.
Hal itu menjadi penting, khususnya di saat dunia tengah dilanda krisis keuangan seperti sekarang. Tanpa memberikan nilai lebih, Dwi mengatakan daerah-daerah wisata akan berpotensi mengalami kelesuan akibat dampak krisis tersebut.
Dengan menggelar acara ini, Dwi berharap minat wisatawan domestik maupun asing untuk mengunjungi Sleman akan tetap tinggi. Kalaupun terimbas krisis, kami harapkan penurunannya tidak sampai lebih dari 10 persen, ucapnya. Saat ini, Sleman dikunjungi sekitar 2,7 juta wisatawan per tahun, 20 persennya merupakan turis asing. (ENG)
Sumber: http://cetak.kompas.com (15 Desember 2008)