Jakarta- Tiga orang terlihat sedang asyik membatik di atas sehelai kain yang telah memiliki pola, sambil bercanda riang. Sesekali mereka meniup alat batik atau canting yang berbentuk seperti mangkuk berujung lancip, yang berisi lilin cair yang berwarna kecoklatan mirip tinta.
Setelah selesai membuat suatu motif, canting lantas dimasukkan ke dalam sebuah bejana yang berisi malam atau lilin, yang berada di atas pemanas atau kompor kecil. Hal itu dilakukan supaya lilin tetap cair dan dapat terus digunakan. Itulah gambaran yang ada di tempat pelatihan museum tekstil. Sedangkan mereka bertiga adalah para trainer atau pelatih batik di Museum Tekstil yang berada di Jalan KS Tubun No. 4, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mereka melakukan aktifitas membatik, sambil menunggu kedatangan para tamu museum yang ingin belajar membatik. "Sejak awal 2000-an, kami mengadakan pelatihan membatik bagi pengunjung Museum Tekstil yang berkenan. Semua yang belajar di sini gratis, tanpa ditarik biaya tambahan," ujar Kepala Museum Tekstil, Dyah Damayanti, di Jakarta, Selasa (11/11).
Paket pelajaran membatik yang diajarkan di Museum Tekstil di antaranya, membuat motif, teknik membatik, serta perlakuan terhadap kain batik. Tujuannya, menurut Dyah, melestarikan budaya bangsa melalui pengenalan terhadap seni batik dan upaya menarik minat masyarakat lokal untuk mengunjungi Museum Tekstil, yang sebelumnya hanya didominasi oleh warga asing.
Koleksi yang dipamerkan di Museum Tekstil mencakup berbagai jenis kain songket, ulos, serta kain tenun dari Sumba, Flores, Maluku, dan tentunya macam-macam batik dari Jawa. "Saat ini koleksi kita sudah mencapai 1.780 kain yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia, dan negara lain seperti Malaysia, Jepang, Mesir, India, dan Sri Lanka," lanjut Dyah.
Untuk koleksi kain yang terdapat di Museum Tekstil, paling banyak didominasi oleh kain tenun, dan kain songket tradisional. Koleksi kain paling tua adalah koleksi kain umbul-umbul dari Cirebon yang dibuat pada 1778. Selain koleksi kain, di Museum Tekstil juga mengoleksi alat-alat tradisional untuk membuat kain, atau pakaian dari kulit kayu karya suku di pedalaman Indonesia. (C11-08)
Sumber: www.kompas.com (11 November 2008)