Siapa yang tak mengenal kisah cinta Siti Nurbaya dan Samsul Bahri yang berakhir tragis? Pada era 1990-an, kisah cinta keduanya menjadi tontonan favorit di Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Tua muda, lelaki perempuan, pejabat, hingga kalangan papa menikmati film ini sebagai bagian sejarah dan budaya dari Indonesia. Cinta dari kedua insan ini disanjung sedemikian rupa karena tetap kukuh meski tentangan dari orang tua maupun upaya Datuk Maringgih merebut hati Siti Nurbaya sangat besar.
Kisah inilah yang berputar ketika menghampiri makam Siti Nurbaya di dalam kawasan taman yang dinamai dengan nama tokoh utamanya. Makam yang sudah dilapisi semen ini menyimpan sejuta kenangan tentang cinta sejati.
Menurut keterangan masyarakat setempat, konon sekitar 10 meter di tebing di bawah makam Siti Nurbaya terletak makam Samsul Bahri. Namun, keberadaannya masih belum dipastikan setelah terjadi longsor pada awal 2008.
Makam Siti Nurbaya dapat dicapai setelah menempuh perjalanan menaiki anak tangga sepanjang 1 kilometer. Kondisi tangga baik karena sudah disemen. Namun, karena menanjak, maka perjalanan cukup menghabiskan banyak tenaga.
Oleh karena itu, membawa bekal makanan dan minuman penting untuk diperhatikan. Setelah berjalan sekitar setengah jam, pengunjung akan menemui pintu masuk menuju makam Siti Nurbaya. Makamnya terletak di balik bebatuan besar dengan diameter sekitar tiga meter yang membentuk celah kecil sebagai pintu masuk.
Di kawasan makam ini, pengunjung dilarang berfoto-foto atau mengabadikan bentuk makam. Konon katanya, aktivitas tersebut dapat berakibat buruk bagi si pengunjung.
Keluar dari makam Siti Nurbaya dan menaiki kembali anak tangga sepanjang 100 meter, pengunjung menemui sebuah taman yang sangat indah dengan pepohonan yang rindang dan bangku dari semen.
Taman ini merupakan puncak bukit yang disebut Gunung Padang dan dari sini, pengunjung dapat melihat dengan jelas pemandangan Kota Padang serta laut yang membentang di sisinya. Di sisi kiri, pengunjung dapat melihat kota Padang dan perbatasannya dengan laut sedangkan di sisi kanan, pemandangan laut yang membentang luas terlihat jelas.
Selain itu, terdapat pula beberapa pondok untuk bersantai atau menikmati bekal makan siang yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Udara sejuk menambah kuat alasan untuk betah berlama-lama di tempat ini.
Taman Siti Nurbaya merupakan salah satu kawasan wisata yang terletak di sebelah barat Kota Padang. Hanya perlu waktu kurang dari setengah jam untuk mencapai kawasan ini. Sekitar 500 meter dari kawasan ini, pengunjung terlebih dahulu akan melintasi Jembatan Siti Nurbaya.
Jembatan yang melintang di atas Sungai Batang Arau ini berwarna merah hati dengan banyak lampu jalan menyerupai balon. Jembatan ini menghubungkan akses menuju kawasan Taman Siti Nurbaya dengan terusan Jalan Nipah.
Untuk masuk kawasan wisata ini, pengunjung diwajibkan membayar retribusi sebesar Rp 2.000 per orang. Di awal-awal perjalanan, terdapat pula meriam-meriam tua sebagai sisa peninggalan penjajahan di masa lampau. (LIN)
Sumber: http://travel.kompas.com