Pacitan, Jawa Timur- Monumen sejarah Panglima Besar Jenderal Besar Sudirman di Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur diproyeksikan untuk menjadi kawasan wisata internasional.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso saat memberikan laporan terkait dengan pemugaran dan pembangunan kawasan monumen itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin.
“Dengan pemugaran dan penambahan fasilitas, diharapkan monumen sejarah ini menjadi obyek wisata internasional,” katanya.
Menurut dia, fasilitas yang akan ditambahkan di sekitar monumen sejarah Panglima Besar Jenderal Besar Sudirman antara lain pasar seni, perpustakaan yang memadai serta mempermudah akses lalu lintas yang salah satunya adalah melakukan pelebaran jalan.
“Jalan utama menuju monumen akan ditambah lebarnya menjadi empat meter. Selain itu, juga dilakukan perbaikan-perbaikan lain, sehingga dapat menunjang keberadaan monumen sejarah ini,” katanya.
Ia mengatakan, dengan adanya fasilitas yang memadai termasuk tempat penginapan di sekitar monumen itu, diharapkan banyak pengunjung yang datang, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kata dia, selain diproyeksikan menjadi kawasan obyek wisata internasional, monumen sejarah Panglima Besar Jenderal Besar Sudirman juga akan digunakan untuk pendidikan militer.
Pembangunan kawasan monumen sejarah dimulai tahun 1981 hingga 1993 atas prakarsa pribadi Roto Suwarno yang merupakan pengawal Jenderal Sudirman pada saat perang gerilya.
Kemudian mulai 22 Juli 2008 pembangunan kembali monumen tersebut dilanjutkan, dan menjadikan monumen itu sebagai Kawasan Sejarah Panglima Sudirman.
Monumen ini berdiri di atas tanah seluas 97.831 meter persegi. Sedangkan tinggi patung mencapai delapan meter.
Pembanguan monumen mendapat dukungan dari TNI, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Budaya dan Pariwisata serta Pemerintah Kabupaten Pacitan.
Tujuan pembangunan monmen ini untuk mengenang pengabdian dan perjuangan Sudirman dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
Pada pembangunan tahap pertama ini telah dibangun delapan gerbang yang menunjukkan delapan provinsi pada 1948-1949.
Selain itu, juga ditampilkan 38 relief yang menggambarkan perjalanan hidup Sudirman dari masa kelahiran, belajar mengaji, sekolah, kepanduan, mendirikan koperasi, menjadi anggota Peta, memimpin gerilya hingga meninggal dunia di Magelang (Jateng).
Monumen sejarah yang berada di ketinggian 1.300 mdpl ini diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertepatan dengan Hari Juang Kartika ke-63 atau HUT ke-63 TNI Angkatan Darat. (Ant/g)
Sumber: http://hariansib.com (23 Desember 2008)