Nelayan Teluk Kiluan Ruwatan Laut

Kelumbayan, Lampung - Nelayan Teluk Kiluan di Pekon Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, menggelar ruwatan laut di alun-alun pekon setempat, Sabtu (14-2).

Sementara itu, Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan meminta masyarakat nelayan tidak terjebak syirik akibat kegiatan tersebut.

Seekor kambing dipotong sebagai syarat persembahan oleh nelayan setempat. Kepala kambing ditambah seekor ayam jantan dan beberapa sesaji dibungkus kain putih dan ditaruh di dongdang (miniatur perahu) untuk kemudian dihanyutkan ke tengah laut.

Konon, hal itu bertujuan supaya laut tidak membuat malapetaka yang bisa merugikan para nelayan.

Ruwatan yang berlangsung di alun-alun pekon yang berada di ujung Pekon Kiluan Negeri, yang juga TP (tempat pelelangan), dipenuhi para nelayan lokal dan dari berbagai daerah di Kecamatan Kelumbayan dan Kelumbayan Barat. Bahkan, ada pengunjung yang datang dari Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran.

Usai ruwatan, panitia menggelar hiburan wayang golek dan jaipongan yang sengaja didatangkan dari Serang, Banten.

Hadir dalam acara tersebut Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan beserta istri, Ny. Dewi Handayani Bambang Kurniawan; Kadis Pariwisata Bahagia Saputra, Kadispora Barmawi Harun, Kadistamben Hamdan, Kadis Koperindag Paksi Marga, Dansatpol PP M. Reza Pahlevi, Camat Punduh Pedada M. Zulkarnain, Camat Kelumbayan S. Ginting, dan sejumlah undangan.

Beberapa perahu dihias dan mengiringi dongdang hingga tengah laut. Sesampainya di tengah laut, beberapa perahu nelayan berlomba untuk menabrakkan perahunya pada dongdang yang berisi kepala kambing dan sejumlah sesaji. Hal itu dipercaya akan mendatangkan keberkahan bagi nelayan.

Tidak hanya itu. Setelah dongdang hancur, beberapa nelayan mengambil air laut dari di sekitar dongdang kemudian disiramkan ke dek perahu mereka. Saat kepala kambing dan sesaji tenggelam ke dasar laut, di tengah laut beberapa perahu saling menabrakkan perahu mereka, meski tidak keras.

Ketua Panitia Pelaksana Ruwatan Laut, Abi Y., kepada Lampung Post di lokasi ruwatan laut, mengatakan selama ini produksi ikan nelayan turun tajam. Ruwatan ini dilaksanakan atas desakan para nelayan karena acara yang dianggap sakral ini mampu menambah produksi ikan laut.

"Atas keinginan para nelayan itu, kami sebagai sesepuh desa melakukan musyawarah. Hasilnya kami harus melaksanakan ruwatan laut ini. Ini sudah tradisi nelayan, kami pun ingin menggelar pesta laut tiap tahun, tapi memang anggaran yang dibutuhkan cukup besar," kata Abi.

Sementara itu, Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan meminta masyarakat nelayan tidak terjebak syirik akibat menggelar ruwatan laut. Dia berharap acara itu lebih diarahkan pada budaya dan tradisi dipadu dengan harapan dan doa kepada Yang Mahakuasa.

"Semua pihak jangan salah tafsir dari kegiatan ini. Ruwatan laut hanyalah acara budaya dan tradisi serta tidak ada unsur kelenik atau syirik," kata Bambang saat memberi sambutan hari itu.

Melihat begitu potensialnya ruwatan laut Teluk Kiluan ini, Bambang berharap Dinas Pariwisata memasukkan acara itu dalam agenda budaya dengan harapan mampu mendongkrak kedatangan turis lokal maupun mancanegera ke Kabupaten Tanggamus.

Teluk Kiluan merupakan aset yang sangat berharga. Tempat ini menjadi habitat lumba-lumba dan penyu langka, ditambah panoramanya yang memesona, kata Bambang yang hari itu tiba di Teluk Kiluan menggunakan kapal motor milik Pemkab Tanggamus.

Sumber: http://www.lampungpost.com (17 Februari 2009)

Related Posts:

-