Denpasar, Bali - Pelaku bisnis wisata Nusa Tenggara Timur (NTT) Emil Bei mengatakan provinsi ini perlu melakukan terobosan dalam pengembangan pariwisata agar bisa mengejar ketertinggalannya dengan kawasan lain.
"Akan tetapi, terlebih dahulu perlu ditentukan, NTT ini harus dikembangkan dalam hal pariwisatanya dalam bentuk apa. Kalau menurut saya, sesuai dengan potensi yang dimiliki, perlu dikembangkan wisata kelautan, budaya, sosio kemasyarakat dan wisata alam," katanya di Denpasar, Senin.
Bei yang mengelola lokasi wisata Komodo LiveAbroad di Pulau Komodo dan berkantor di Bali tergabung dalam Konvensi Federasi Asosiasi Pemandu Wisata Dunia (WFTGA) ke 13 yang belangsung di Hotel Kartika Plaza, kawasan Kuta, Badung.
Tercatat 46 negara mengirimkan kontingennya dalam konvensi selama enam hari yang dipimpin Presiden Rosalind Newlands.
Secara pribadi Bei menilai terobosan itu bisa dilakukan dengan beberapa cara. "Gandeng kemitraan dan pelatihan dari Provinsi Bali, tidak usah jauh-jauh. Yang penting itu belajar bagaimana cara mengelola kawasan wisata secara lengkap seperti yang telah dilakukan Bali secara baik," katanya.
Di tataran praktis, kata dia, kemitraan itu bisa terwujud dalam bentuk penyatuan paket wisata dengan paket serupa yang telah dilakukan biro-biro wisata di Bali.
Bali harus tetap menjadi titik pangkal wisata di kawasan "Sunda Kecil" dengan sejumlah alasan, mulai dari kesiapan masyarakatnya dalam bisnis wisata, kemajuan manajemen wisata, sampai pada nama besar Pulau Bali di kancah internasional.
"Saya kira, Bali sudah pula waktunya memperhatikan `saudara-saudara kecilnya` di NTB dan NTT. Ini juga untuk mengantisipasi kejenuhan wisata secara nasional dan mengatasi beban lingkungan wisatawan di Bali," katanya.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dalam kesempatan sama mengatakan program pengembangan pariwisata Bali Beyond yang akan menjadi satu program terpadu pariwisata regional di kawasan Indonesia Timur, akan segera diwujudkan dalam waktu dekat.
"Untuk tahun-tahun ke depan, pariwisata akan mengarah pada turisme lingkungan. Provinsi tetangga Bali, semisal NTB dan NTT, akan menjadi tempat yang prospektif dengan Bali sebagai terminal utamanya," katanya.
Menteri mengatakan untuk menyiapkan pelaksanaan program pariwisata terpadu itu, diperlukan kesiapan sumber daya manusia yang mumpuni. "Sekitar 100 orang sedang dari NTB sedang dididik secara khusus soal manajemen pariwisata. Ini yang harus disiapkan terlebih dahulu," katanya.
Bali Beyond, kata dia menjadi program "pemerataan" pengembangan pariwisata di kawasan Indonesia Timur. Secara mudah, Bali akan menjadi titik awal program ini, dimana para wisatawan manca negara akan terlebih dahulu datang ke sana.
"Barulah setelah di Bali, agen pariwisata menawarkan kepada wisatawan itu untuk meneruskan perjalanan wisatanya ke beberapa pilihan lokasi, semisal Pantai Senggigi Lombok, Pulau Komodo, ke Danau Kelimutu di NTT, atau yang lain-lain," katanya.
Bali sebagai titik mula program perjalanan wisata itu, akan menyiapkan kerja sama dengan sejumlah agen wisata nasional untuk melakukan program itu.
Selama ini Bali bergerak sendiri dalam program pariwisata di provinsi pulau itu. Tingkat kunjungan wisatawannya luar biasa tinggi ketimbang provinsi-provinsi tetangganya. (Ant/OL-06)
Sumber: http://mediaindonesia.com (13 Januari 2009)