Tenggarong, Kalimantan Timur- Objek wisata Pulau Kumala Tenggarong menjadi salah satu tempat wisata yang paling banyak dikunjungi selama Idul Fitri 1429 Hijriah. Terbukti sejak hari kedua Idul Fitri Kamis (2/10) hingga Minggu (5/10) lalu pusat rekreasi kebanggaan warga Kutai Kartanegara (Kukar) itu diserbu pengunjung.
Wisatawan yang datang umumnya berasal dari luar Kota Raja Tenggarong. Bahkan ada yang datang dari kabupaten kota di luar Kaltim. Membludaknya pengunjung Pulau Kumala itupun membuat puluhan operator angkutan penyeberangan mendapatkan rezeki berlimpah. Sementara petugas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Dinas Perhubungan (Dishub) Kukar sibuk mengatur transportasi penyeberangan.
Petugas angkutan berupaya berlaku adil kepada operator perahu penyeberangan dengan sistem giliran (antre) menghindari rebutan penumpang antaroperator. Karena selama Idul Fitri angkutan penyeberangan perahu ketinting berbahan bakar mesin itu merupakan satu-satunya sarana penyeberangan menuju Pulau Kumala.
Perahu ketinting menjadi satu-satunya sarana penyeberangan karena kereta gantung (cable car) yang menghubungkan stasiun kereta Teluk Dalam-Pulau Kumala mengalami kerusakan. Kereta gantung yang sempat dikelola pihak ketiga dari Taman Raya Jaya Ancol (TRJA) Jakarta itu rusak sejak setahun lalu.
Padatnya pengunjung Pulau Kumala melalui penyeberangan itu membuat petugas harus menggunakan sistem sekali sorti (pemberangkatan) maksimal 6 orang. Kebanyakan pengunjung Pulau Kumala memilih sistem carteran. Mereka langsung membayar Rp 20 ribu untuk menyeberang ke Pulau Kumala tanpa menunggu genap enam orang. Karena berapapun penumpang yang diangkut bayarnya tetap 20 ribu.
"Perahu yang melayani penyeberangan ini semuanya berjumlah 71 unit. Semua perahu ini memiliki standarisasi dan speksifikasi yang sama mulai dari aspek kedalaman lambung hingga kekuatan mesin. Perahu juga disediakan alat bantu keselamatan penumpang," jelas Koordinator Keselamatan Penumpang Dishub Kukar Masrunsyah didampingi Zainal Arifin.
Selama liburan Idul Fitri kemarin tidak terjadi kecelakaan lalulintas penyeberangan. Menurut Zainal syaratnya penumpangnya tidak macam-macam pihaknya menjamin penyeberangan akan aman. Tidak macam-macam yang maksudkan yaitu saat di dalam perahu yang sedang melaju penumpang tetap tenang dan jangan terlalu banyak bergerak.
"Terbukti selama ini tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," jelasnya. Menumpang perahu penyeberangan yang memotong Sungai Mahakam merupakan pengalaman tersendiri bagi pengunjung Pulau Kumala. Karena jarang sekali masyarakat mengendarai perahu terutama yang tinggal di perkotaan.
Puncak kedatangan pengunjung Wisata Pulau Kumala terjadi pada hari kedua Lebaran.
"Jumlahnya mencapai 2 ribu pengunjung. Karena itu kami mengoperasikan 71 unit ketinting. Kalau hari liburan biasa paling sekitar 20 unit ketinting sudah cukup," paparnya.
Zainal mengaku menerima keluhan dari pengunjung perihal minimnya fasilitas rekreasi di Pulau Kumala. Karena sejumlah fasilitas hiburan seperti kereta gantung dan kereta api mini mengalami kerusakan. Sementara ini Pulau Kumala hanya mengandalkan sky tower (menara putar) dan beberapa fasilitas permainan hiburan bagi anak-anak. (hmp10)
Sumber: www.sapos.co.id (10 Oktober 2008)