Sekadau, Kalbar - Untuk menjaga khazanah seni dan budaya daerah perlu dipatenkan dalam bentuk simbol yang melekat. Masyarakat masih minim mengetahui simbol suatu daerah sesuai dengan ciri khasnya. Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat, yang terus berbenah, tak ketinggalan juga membuat suatu simbol yang mengikat Sekadau dengan ciri khasnya.
“Ini semata-mata di lakukan untuk menjaga kelestarian dan pengembangan ciri khas khazanah seni dan budaya, terutama yang ada di Kabupaten Sekadau sangat perlu diangkat,” ungkap Mathias Djuangi, Kabid Kebudayaan dan Pariwisata Sekadau, belum lama ini.
Dikatakannya, kalau selama ini pada belum banyak diketahui simbol atau ciri khas Sekadau oleh generasi muda khususnya dan masyarakat pada umumnya. Selain itu Kabupaten Sekadau perlu memiliki jati diri kebudayaan yang benar-benar murni milik masyarakat Kabupaten Sekadau. “Saat ini untuk menggali potensi seni dan budaya universal, serta teknologi kebudayaan yang dimiliki oleh orangtua terdahulu kita haruslah diketahui dan dipahami oleh generasi muda,” ungkap Mathias.
Ia menambahkan, kesenian dan kebudayaan yang banyak terdapat di Sekadau ini, dan di antaranya permainan tradisional, tarian, alat musik, tabuhan atau irama khas musik sub suku seperti ‘gong gamal’. Pakaian adat dan sistem teknologi tradisional yang telah membudaya di dalam masyarakat itu merupakan sedikit contoh yang ada tapi yang tidak diketahui jelas banyak dan itu perlu di gali lebih lanjut.
“Sistem teknologi tradisional yang saya maksud seperti contohnya alat pengebor zaman dulu yaitu Jalar. Ini semua perlu diangkat kembali ke permukaan dan dikenalkan kepada generasi saat ini. Hal itu juga perlu di ketahui oleh masyarakat luar agar jati diri kebudayaan asli Sekadau ini dapat di ketahui masyarakat baik itu nasional bahkan hingga internasional,” jelasnya.
Matias mengatakan, saya yakin banyak hal lain menyangkut seni budaya kita yang belum di angkat ke permukaan. Tidak menutup kemungkinan hal itu bahkan bisa terancam punah. Melalui dialog ini pihaknya akan menggali kembali apa yang belum diketahui. Masing-masing daerah serta kecamatan, menyimpan sendiri-sendiri kebudayaan. Di Sekadau sendiri seperti contoh suku Dayak banyak sub-subnya dan masing-masing sub itu memiliki perbedaan budaya.
”Pihaknya beberapa kali dalam kurun waktu lima tahun belakangan telah menyelenggarakan beberapa event yang bernuasa seni budaya ciri khas daerah. Hal itu seperti festival Bumi Lawang Kuari hingga ke jenjang festival yang lebih tinggi, yaitu festival seni budaya nasional.”
“Sedangkan untuk melestarikan lagu atau irama pengiring tari-tarian dalam hal permainan alat musik atau yang lebih di kenal di daerah ini, seperti ‘tabuh’ dan akan ditularkan kepada pemain alat musik yang ada di sanggar-sanggar di Sekadau ini. Selama ini baik tarian maupun tabuh yang ditampilkan belum mencerminkan tarian dan tabuh yang asli daerah ini,” pungkasnya. (gan)
Sumber: http://www.equator-news.com