Banjarbaru, Kalimantan Selatan- Bagi warga yang datang ke Banjarbaru, tentu tak akan lupa dengan taman air macur alias Taman Minggu Raya. Setiap sore selalu ramai, namun terkesan tak terurus.
Prasasti bertulisan “Demi Kemajuan dan Keindahan Kota Banjarbaru, pada Tanggal 20 April 2002 Diresmikan Taman Minggu Raya” yang ditanda tangani Walikota Banjarbaru Drs Rudy Resnawan yang terletak di bagian depan taman terlihat usang. Ini wajar, umur prastasti ini memang lebih dari 6 tahun.
Saban sore atau malam, di lokasi berdirinya prastasti itu selalu penuh sesak para pengunjung. Bisa warga Banjarbaru atau warga luar kota ini yang sengaja ingin resfresing di Kota Idaman. Entah membawa anak-anak atau sekedar berkumpul dengan keluarga seraya menikmati aneka jajanan maupun mainan.
Namun seiring waktu berputar, hingga 2008 ini kondisi taman ini terlihat biasa saja alias tak ada perubahan. Cat meski pernah diperbaruhi, namun belum bisa mempercantik. Kesan usang pun terlihat. Belum lagi, kondisi bangunannya yang sejak awal dibangun hingga sekarang tetap saja. Tak ada inovasi maupun perawatan yang membuat kondisi taman jauh lebih baik.
Belum lagi, air macur yang biasa mengalir di bola daun itu saat ini jarang terlihat. Kalau pun mengalir, jumlahnya lebih banyak berhenti dalam seminggu.
“Kok begitu-begitu saja. Mestinya, ada perubahan tanpa mengubah bentuk,” ujar Herlina, pengunjung warga Landasan Ulin yang sering mengajak anak-anaknya ke taman air macur ini.
Memang kalau dari kondisi kebersihan, taman air macur ini jauh dari sampah. Hanya saja, kesan gersang berangsur-angsur mulai terlihat.
Walikota Drs Rudy Resnawan pun sempat mengeluhkan kondisi taman kebanggaan warga Banjarbaru. Sedikit menyentil instasi dinas yang mengelola, Rudy menggelengkan kepala melihat kondisi taman.
“Kan ada biaya pemeliharaan, mestinya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Jangan dibiarka begini,” kata Rudy.
Sebagai orang yang pertama kali meresmikan 2002 lalu, bagi Rudy tentu kondisi itu sangat tak mengenakan. Terlebih lagi, saban hari taman air macur selalu padat dikunjungi yang tentunya selalu membaca prastasti peresmian itu. Kini, semua tergantung intansi yang bertanggung jawab. Apakah 2009 mendatang akan jauh lebih baik atau tidak. Kita lihat saja. (Muliono Tasman)
Sumber: http://www.radarbanjarmasin.com/ (17 Desember 2008)