Ajang Pembelajaran Budaya Antar Negara Asia-Eropa

Jakarta - Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Nasional Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan pertemuan menteri kebudayaan Asia-Eropa (ASEM CMM) ini diharapkan jadi ajang Pembelajaran Budaya dan sejarah.

'Pertemuan ini bisa saling mengadopsi pengalaman lainnya dalam mengelola kota pusaka atau bersejaran," ungkap Wiendu dalam acara penutupan acara pertemuan menteri kebudayaan Asia-Eropa (ASEM CMM) kelima, di Yogyakarta,17-19 September 2012

Wiendu menjelaskan pihaknya juga setuju memperkuat heritage awareness pada generasi muda.

Ia mengatakan itu di hadapan 120 delegasi dari 35 negara Asia dan Eropa. Menurutnya, generasi muda adalah garda terdepan gelombang perubahan budaya secara global.

Lebih lanjut, Wiendu memaparkan hasil konkret yang diperoleh lewat acara ini adalah kerja sama antarpemerintah.

"Akan ada pertukaran staf museum," ungkap Wiendu.

Beberapa negara yang sudah bersepakat dengan Indonesia adalah Prancis, Swiss, dan Estonia. Dalam waktu dekat, tiga negara itu akan mengirimkan ahli-ahli mereka untuk melatih staf museum di Indonesia.

"Mereka kan sudah maju dalam hal manajemen pengelolaan museumnya," sambung Wiendu.

Pada tahun ini juga, Museum Nasional di Jakarta akan mengidentifikasi benda-benda koleksinya untuk kemudian dipamerkan di Museum di ketiga negara tersebut.

Pertemuan antara negara-negara dari dua benua ini selanjutnya diakhiri dengan jamuan makan malam di komplek Candi Prambanan sambil menyaksikan sendratari Ramayana.

Seluruh delegasi dari 35 negara pada kesempatan yang membanggakan ini peserta pertemuan disuguhkan dengan Sendratari Ramayana, dari para penari muda Sanggar Sekar Puri asuhan Prof. DR. Timbul Haryono, Guru Besar Arkeologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sanggar ini melatih para penari beranggotakan anak-anak yang tinggal di sekitar komplek Candi Prambanan.

-

Arsip Blog

Recent Posts