Pekanbaru, Riau - Kehadiran Suku Asli Riau, Sakai dan Talang Mamak bakal meramaikan Pesta Penutupan (Clossing Ceremony) Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII, Kamis (20/9) di Stadion Utama Riau.
Mereka hadir dalam representasi wujud peradaban Melayu lewat gelar pertunjukan Dalam Kasih Sayang Air III.
Pertunjukan tersebut memadukan berbagai unsur mulai dari Sastra, Musik, Tari serta Teater. Garapan ini merupakan persembahan dari para seniman dan budayawan Riau.
"Nantinya pertunjukan itu akan hadir dengan beragam eksplorasi. Hadirin bakal menyaksikannya secara nyata," ujar Pengarah Program Pagelaran Budaya Upacara Penutupan PON XVIII, Al Azhar kepada para jurnalis, Senin (17/9).
Jadi di panggung pertunjukan tersebut akan hadir penari, sekaligus penutur lisan dari Masyarakat Sakai. Semuanya menjadi satu dalam pagelaran itu. Sehingga para hadirin bisa menikmati karya seni Melayu itu.
Dijelaskan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau bahwa petunjukan ini bakal banyak menghadirkan aneka kearifan lokal. Maklum ajang ini juga menjadi wadah memperkenalkan Budaya Melayu pada kontingan yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia.
Satu sajian yang bakal dihadirkan ialah Tarian Olang-olang yang merupakan tari Masyarakat Sakai. Dalam Pagelaran ini diperlihatkan bahwa bumi yang buruk, ternyata menyimpang kebaikan. Sehingga tetap dirindukan oleh Alam Khayangan dan Langit.
Representasi itu menyiratkan bahwa ada harapan untuk memperbaiki kesalahan. Oleh sebab itu, selama masih ada waktu, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri.
Seperti judul yang diusung, kata Alazhar, pagelaran ini merupakan lanjutan dari pagelaran budaya Pembukaan PON lalu. Pada saat itu hadir pagelaran berjudul Dalam Kasih Sayang Air I dan II. Maka pada penutupan kali ini akan hadir kelanjutan dari pagelaran tersebut.
Masih sama seperti pagelaran lalu, tema yang diusung masih mengisahkan Air. Sebab air merupakan awal dari kehidupan manusia. Apalagi Air merupakan unsur yang banyak ditemui di Bumi Melayu. Terkenal dengan sungainya.
Sementara itu, Penulis Skenario, Taufik Ikram Jamil mengatakan hadirnya Suku Asli Riau pada pagelaran tersebut merupakan bentuk kesatuan. Baik pada pembukaan dan penutupan nanti. Sebab pagelaran itu menampilkan perjalanan suatu peradaban yang berkembang.
"Jadi kita mengisahkan masa lalu dan masa kini lewat pertunjukan ini. Sebab Seni di Riau Senantiasa berdialog dengan seni masa kini," ujarnya.
Perpaduan masa kini dan masa lalu dalam pagelaran itu diperlihatkan dengan hadirnya Zapin Hip Hop dan tari kreasi lainnya. Terutama yang memadukan Tari Tradisional Melayu dengan tari saat ini.
Persiapan pagelaran penutupan sudah dimulai sejak enam bulan lalu. Penggarapannya melibatkan 2500 orang seniman dan pelajar. Semuanya bersama menghadirkan kreasi pertunjukan yang megah. Semua unsur berkolaborasi menjadi pertunjukan.
Sumber: http://www.tribunnews.com