Singkawang, Kalbar – Putri Pariwisata Kalbar 2012 asal Kota Singkawang, Fania Ramielda Hilsa memanfaatkan momen pertukaran pelajar (student exchange) untuk memperkenalkan potensi kebudayaan Indonesia kepada masyarakat Korea Selatan (Korsel) dan dunia, di antaranya tarian Dayak.
Mahasiswi Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjajaran (Unpad) ini mengikuti program student exchange di Ajou University, Korsel dari 22 Agustus hingga 20 Desember mendatang.
“Di Ajou, Fani mengemban misi budaya dalam acara International Day dan menampilkan kebudayaan Indonesia sambil buka stand,” kata gadis Singkawang kelahiran 9 Oktober 1991 ini melalui mailist kepada Rakyat Kalbar, Rabu (5/9).
Bentuk kebudayaan yang diperkenalkan Fani di antaranya tarian Dayak, Kalbar serta makanan khas Indonesia. Menurut dia, tarian Dayak memang belum banyak dibawakan pada ajang internasional seperti itu.
“Tidak seperti tari Saman yang sering dipentaskan pada ajang internasional. Saya mengambil sebuah kesenian lain, yakni tari Dayak,” ungkapnya.
Fani menjelaskan, student exchange merupakan salah satu kesempatan besar untuk mempromosikan budaya Indonesia, khususnya Kalbar kepada masyarakat internasional.
Setelah mengikuti serangkaian seleksi ketat, Fani terpilih mewakili Unpad sekaligus Indonesia di ajang yang diikuti pelajar dan mahasiswa dari negara lain, khususnya di Benua Eropa.
Untuk mengikuti ajang internasional itu, sebelumnya Fani mengikuti berbagai persiapan di antaranya berlatih menari, mempersiapkan keperluan kesenian, mencari resep makanan, serta persiapan pengumpulan materi presentasi tentang Indonesia.
“Saya juga sudah membawa banyak pernak-pernik khas Kalimantan, seperti kain tenun dan aksesori berupa manik-manik untuk dipamerkan di acara International Day tersebut,” ujar Fani.
Kesempatan pertukaran pelajar ini menjadi kesempatan emas bagi Fania, karena dapat menambah wawasan tentang kebudayaan dari tiap-tiap negara yang mengikuti Internasional Day itu.
“Saya mengenal banyak teman dari berbagai negara,” pungkas Fani.
Sumber: http://www.equator-news.com