Jambi - Penerbitan antologi puisi penyair legendaris Jambi asal Sungaipenuh-Kerinci almarhum Gazali Burhan Riodja akan meramaikan peringatan Bulan Bahasa di Kota Sungaipenuh pada Oktober 2012.
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemkot Sungaipenuh, Jambi, akan menggandeng LSM Bina Potensia dalam kegiatan tersebut.
"Bulan Oktober yang telah ditetapkan sebagai Bulan Bahasa, diperingati dan dimaknai dengan berbagai acara oleh masyarakat, dan di Sungaipenuh akan diperingati dengan penerbitan dan berbagai kegiatan sosialisasi puisi-puisi penyair legendaris Gazali Burhan Riodja," kata Direktur LSM Bina Potensia Budi V Jauhari di Jambi, Senin.
Buku antologi puisi memuat karya-karya puisi penyair legendaris Jambi asal Sungaipenuh-Kerinci tersebut telah disusun oleh tim editor dari Bina Potensia yang telah bekerja sejak enam bulan lalu.
Gazali Burhan Riodja (GBR) almarhum adalah penyair besar Jambi yang kiprahnya sebagai penanda dimulainya sastra atau puisi modern di Jambi dan Kerinci khususnya sejak zaman perjuangan kemerdekaan.
Berbeda dengan penyair seangkatan dia seperti Motinggo Busye, GBR bersajak dari daerah pelosok tanah air, bukan di kota besar.
Sama seperti Chairil Anwar, GBR juga wafat pada usia muda yakni 22 tahun ketika dalam usia produktifnya ditandai dengan terbitnya puisi-puisinya di beberapa media cetak nasional waktu itu.
"Dia meninggalkan satu peti karya, baik dalam bentuk kliping koran maupun yang masih dalam bentuk ketikan dan coretan tangan, baik puisi, cerpen, esei dan kritik sajak serta naskah lakon dan novel yang belum sempat diterbitkan," kata Budi.
Sebenarnya puisi-puisi GBR pada 1999 pernah diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jambi dengan judul "Surat dari Batu Berlinang" tapi antologi itu hanya memuat sebagian kecil dari puisi-puisinya.
Di Sungaipenuh dan Kerinci, GBR bahkan sudah menjadi jargon, sama seperti Chairil yang puisinya sering dikutip menjadi jargon seperti "Aku ingin hidup seribu tahun lagi".
Puisi GBR juga demikian oleh masyakat potongan bait salah satu puisinya yakni "Kerinci, sekepal tanah syurga yang tercampakkan ke bumi" dipakai masyarakat Kerinci hingga kini untuk menyanjung keelokan negerinya, ujarnya.
Antologi puisi yang diberi judul "Sungaipenuh kotaku nan elok" yang dikutip dari salah satu puisi GBR akan menjadi materi bacaan pengajaran sastra di sekolah-sekolah menengah baik SD, SMP maupun SMA sederajat sebagaimana telah diinstruksikan Wali Kota Sungaipenuh Asyafri Jaya Bakrie, tambahnya.
Sumber: http://oase.kompas.com