Pamerkan Batik Khas Berau

Tanjung Redeb, Kaltim - Memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh Rabu (2/10) kemarin, Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menggelar pameran batik khas Berau, yaitu batik Barrau-Cawul.
Kegiatan yang dilaksanakan di aula Kantor Disbudpar sejak pagi kemarin mendapat kunjungan masyarakat yang begitu antusias. Tidak hanya masyarakat, namun Bupati Berau Makmur HAPK bersama Wakil Bupati Ahmad Rifai secara khusus meninjau pelaksanaan pameran hasil olahan tangan-tangan tokoh Bumi Batiwakkal ini.
Batik Barrau-Cawul ini sebelumnya di-launching pada 13 November 2010 lalu dengan tiga motif awal, yaitu Busak Kangkung Balilit, Busak Kangkung Sarayak dan Busak Kangkung Taggu.
Motif batik ini dirancang oleh para tokoh masyarakat Berau, yang juga melibatkan Kepala Disbudpar Berau, Rohaini, saat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan. Corak batik ini memiliki ciri khas yang digali dari ragam hiasan Kabupaten Berau baik dari Kesultanan Gunung Tabur maupun Kesultanan Sambaliung.
Selain itu selama beberapa lama, tim penyusunnya juga telah melakukan studi lapangan, seperti ke Balai Batik DIY Jogjakarta, Mirota Batik Keraton Jogjakarta, Pabrikan profesional Danar Hadi Solo, maupun perkampungan batik rakyat Kampung Lawiyan Solo, Jawa Tengah.
Kepala Disbudpar Berau Rohaini mengungkapkan mencermati warisan budaya dari peninggalan ornamen bangunan dan benda-benda museum. Serta pesan-pesan tokoh masyarakat dan kerabat kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur bahwa Busak Kangkung sebagai filosofi luhur masyarakat Berau. “Sehingga dari ragam hias ini diterapkan dalam busana dengan motif batik Cawul. Selain kerabat juga setidaknya ada 11 tokoh yang terlibat dalam penyusunan desain batik ini,” ungkapnya.
Dikatakan Rohaini, pameran batik ini sebagai upaya untuk kembali mengangkat batik Berau yang kini semakin bertambah motif dan pilihan warna. Bahkan tidak hanya Busak kangkung, namun telah ditambah dengan motif penyu sebagai salah satu dari binatang penghuni perairan Bumi Batiwakkal.
Penyu ini juga bagian dari lambang daerah Kabupaten Berau. “Sekarang telah banyak motif yang kita tambah, sehingga ini kita pamerkan agar semakin banyak pilihan motif bagi masyarakat Berau yang mengenakan pakaian batik daerah ini,” jelasnya.
Sementara, Bupati Berau Makmur HAPK yang meninjau pameran memberikan apresiasi kepada penyelenggara promosi batik khas Bumi Batiwakkal ini. Makmur bahkan mengharapkan pakaian batik ini terus diperkenalkan.
Bahkan ia meminta seluruh karyawan tidak hanya pegawai negeri sipil, namun juga perusahaan swasta untuk mengenakan seragam. “Saya juga mengajak kepada perusahaan maskapai penerbangan yang saat ini beroperasi dan menginap di Berau untuk memilih salah satu motif dari batik berau ini untuk dipakai pramugari atau awak pesawat,” ungkapnya.
Selain itu Bupati Makmur HAPK juga mengharapkan batik khas Bumi Batiwakkal ini untuk segera dipatenkan. Sehingga masyarakat Berau benar-benar memiliki batik dengan ciri khas tersendiri. “Ini juga harapan saya untuk segera dipatenkan dan terus ditambah variasi untuk lebih baik lagi,” tandasnya.
-

Arsip Blog

Recent Posts