Solo, Jateng - Institut Seni Indonesia (ISI) akan menggelar pertunjukan wayang kulit selama 30 jam nonstop yang digelar di Solo, tanggal 7-8 November 2015, menyambut Hari Wayang Dunia 2015.
Pagelaran wayang kulit Purwo dan Gedhog yang dimeriahkan dalang bocah, remaja maupun dewasa tersebut mengambil tema "Strategi Revolusi Mental Bangsa Melalui Apresiasi Wayang Indonesia", kata Rektor ISI Surakarta Prof. Dr. Sri Rochana Widyastutieningrum S.Kar M.Hum, di Solo, Jateng, Selasa.
Menurut Sri Rochana, wayang merupakan salah satu jenis seni pertunjukan yang masih hidup dan berkembang di masyarakat Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Kondisi ini disebabkan karena kandungan nilai-nilai religius, etis, dan estetis yang tercermin dalam pertunjukan wayang secara idesional diakui menjadi acuan bagi tindakan masyarakat.
Menurut dia, ketiga nilai esensial tersebut telah meresap dalam sanubari masyarakat, yang mengokohkan wayang sebagai budaya adiluhung dalam konstelasi kehidupan manusian Indonesia.
"Pagelaran wayang kulit yang sarat pendidikan budi pekerti itu, diharapkan dapat memberikan solusi alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang melanda negara kita," katanya.
Selain itu, wayang, yang juga dijadikan sarana bagi pembangunan moralitas manusia, diharapkan dapat memperkuat pilar ketahanan bangsa dan negara, sekaligus, menjawab keinginan negara untuk melakukan revolusi mental manusia Indoensia.
"Selain menyambut Hari Wayang Dunia, kegiatan ini dimaksudkan juga sebagai upaya melestarikan budaya Indonesia. Wayang Indonesia ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan Indonesia yang diakui Dunia, pada 7 Nopember 2003," katanya.
Ketua Bidang Prosesi Ahmad Dipoyono mengatakan ISI menggelar pertunjukan wayang kulit dalam menyambut wayang Dunia tersebut selain menggelar pertunjukan wayang kulit juga pameran dan parade wayang.
"Prosesi diawali dengan menggelar parade wayang mulai dari Kampus ISI menuju depan Rumah Dinas Loji Gandrung dan melakukan perjalanan ke Balai Kota Surakarta, pada Minggu (6/11)," katanya.
Menurut Dipoyono, parade wayang akan mengusung tokoh wayang Semar berukuran raksasa setinggi sekitar 5,3 meter koleksi karya Sanggar Wayang Gogon Solo. Parade wayang akan melibatkan sekitar 500 orang dari berbagi kelompok seni budaya.
"Peserta setelah melakukan parade, akan kembali melanjutkan perjalanan ke ISI, dan setibanya di kampus langsung disambut sebanyak 100 penari sebagai ajang upacara ritual sebelum para dalang melakukan aksinya, pada Senin (7/11) hingga Selasa (8/11)," katanya.
Menurut ketua umum panitia penyelenggara Sudarsono, pagelaran wayang kulit yang digelar di depan Rektorat ISI Surakarta akan diawali penampilan dalang terkenal Ki H. Manteb Soedharsono dengan mengambil cerira "Bima Bungkus", pada Senin (7/11) pada pukul 10.00 WIB dan ditutup Ki Enthus Susmono mengambil judul "Parikesit Jumeneng Nata".
"Dalang yang ikut memeriahkan pertunjukan itu, datang dari berbagai daerah di Jateng dan Jatim," katanya.
Menurut dia, kegiatan Hari Wayang Dunia 2015 rencananya akan dibuka secara resmi oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI M. Nasir, pada Sabtu (7/11).
Sumber: http://www.antaranews.com