Lucunya Siswa Australia Bermain Egrang

Sleman, DIY - SMP Negeri 2 Kalasan, Sleman kedatangan tamu istimewa dari Australia, Kamis (2/10/2014). Sebanyak 12 siswa Newton Moore Senior High School berkunjung untuk belajar dan bermain bersama mereka. Bagaimana pengalaman mereka belajar di Jogja?

Sebagai awal pertemuan, Siswa-siswa SMP Negeri 2 Kalasan menyambut tamu asingnya dengan sejumlah pertunjukan budaya. Termasuk menari dan bermain musik gamelan. Setelah itu, siswa Newton Moore SHS dipersilakan mencoba memainkan gamelan. Siswa SMP Negeri 2 Kalasan dengan telaten mendampingi dan menuntun siswa dari Negeri Kangguru itu memainkan berbagai alat musik gamelan. Puas bermain gamelan. Beberapa siswa perempuan dari Newton Moore SHS diajak menari bersama. Meski kaku, wajah-wajah sumigrah tak jarang tampak ketika mereka harus menggerakkan selendang kuning yang dikenakan.

Breanna, salah seorang siswa Newton Moore SHS mengaku baru pertama kali memainkan gamelan. Namun, dia tidak merasa kesulitan.

“It’s great. No, it’s not difficult [Rasanya luar biasa. Sama sekali tidak terasa sulit],” ungkapnya.

Di atas meja tamu, tidak ada soft drink atau hidangan lain yang biasa dimakan siswa-siswa bule itu. Mereka dijamu dengan berbagai

camilan tradisional, seperti timus, kue talam, dan singkong. Minumannya pun spesial, yaitu kunir asam.

Kegiatan pun berlanjut di halaman sekolah. Beberapa anak langsung mengajak para tamu dari Australia bermain berbagai permainan

tradisional. Ada egrang, dakon, bakiak, bentik, dan bekelan yang sudah siap dimainkan bersama.

Permainan yang cukup mengundang rasa penasaran adalah egrang. Josh, kakak kelas Breanna, berulang kali menaiki egrang. Tidak

mudah baginya untuk menyeimbangkan diri. Sesuai arahan seorang guru, Josh melepas sepatunya agar lebih mudah menapak pijakan egrang. Namun, ternyata usaha itu pun tak membuatkan berhasil.

Josh kemudian menyerah dan mempersilahkan dua temannya untuk mencoba. Jangankan berjalan dengan egrang, dia bahkan yakin

tidak akan bisa sekedar berdiri seimbang.

“No, no, no. It’s really difficult [Tidak, tidak, tidak. Per,ainan ini sangat sulit dilakukan],” ujar Josh yang kemudian mencari permainan lain yang dia anggap lebih mudah.

Ketua rombongan sekaligus guru pendamping dari Newton Moore SHS, Steve Pursell mengungkapkan, kunjungan ke SMP Negeri 2

Kalasan sudah pernah dilakukan pada dua tahun lalu.

“Dulu kami mendatangi tiga sekolah, tapi tahun ini kami hanya datang ke sini,” kata Steve yang cukup lancar berbahasa Indonesia.

Menurut Steve, guru dan siswa SMP Negeri 2 Kalasan sangat ramah. Sekolah itu juga dianggap memiliki banyak kegiatan yang

membuat siswa bisa lebih banyak belajar kebudayaan Indonesia. Steve memaparkan para siswa bimbingannya sebelumnya sempat belajar Bahasa Indonesia di Universitas Sanata Dharma. Mereka juga telah mengunjungi beberapa objek wisata, seperti Kraton Jogja, Taman Sari, Makan Raja Imogiri, dan beberapa candi. Steve berharap, kunjungannya hari itu mampu menjalin komunikasi yang baik antara siswanya dengan siswa SMP Negeri 2 Kalasan.

“Kami senang sekali jika siswa di sini mau berkunjung ke Australia,” ungkapnya.

Rencana kunjungan balasan ke Australia ternyata sudah dipertimbangkan pihak SMP Negeri 2 Kalasan.

“Untuk ke Australia, biayanya sangat tinggi. Tapi kami sudah ada obrolan bagaimana kalau mengirim siswa ke sana untuk pertukaran pelajar,” kata Nurul Wachidah, Kepala SMP Negeri 2 Kalasan.

-

Arsip Blog

Recent Posts