Pangkalpinang, Babel – Pengembangan pariwisata di Bangka Belitung dinilai jalan di tempat, jangankan untuk menambah destinasi wisata baru, beberapa tempat wisata primadona yang ada pun banyak terbengkalai. Dengan begitu, sebesar apapun potensi wisata yang dimiliki sulit memberi kontribusi bagi perekonomian Babel.
“Pengembangan pariwisata di Bangka jalan di tempat. Dan Bangka sendiri belum memiliki kesiapan untuk menjadikan daerah ini menjadi destinasi wisata menarik bagi wisatawan,” ujar Pelaku Pariwisata Babel, Robby Suprayogi kepada Bangka Pos Group, Jum’at (7/1).
Robby yang juga pemilik Travel & Tour Sinar Buana Rental, Pangkalpinang ini mengatakan, kurangnya sinergi di antara pemangku kepentingan pariwisata menyebabkan hal tersebut terjadi.
Menurut Robby, dalam beberapa tahun terakhir relatif tidak ada perkembangan berarti pada pariwisata di Bangka. “Malah saya bilang, Belitong lebih siap, lho pariwisatanya ketimbang Bangka. Ini sudah terbukti, saat ini Belitong lebih menjual ketimbang Bangka,” pungkasnya.
Beberapa tempat pariwisata yang tadinya primadona, malah menjadi tak terurus, belum lagi infrastrukturnya yang jelek. Ia mencontohkan, kawasan Menumbing, akibat jalannya sangat licin wisatawan urung naik. Kemudian pantai Romodong yang dulunya bagus sekarang jadi tidak terurus karena pengelolaannya tidak profesional, begitupula dengan Penusuk. Ini berbeda sekali dengan Belitong, mereka lebih siap. Sarana jalan dan akses menuju ke kawasan wisata sudah cukup bagus sehingga untuk menuju ke kawasan tersebut lebih mudah. “Kalau di 2011, Bangka masih begini-begini saja, saya khawatir pariwisata Bangka bakal mati,” pungkas Robby yang mengaku untuk sementara waktu berhenti mengelola bisnis agent travel.
Karena apa? “Saya kesulitan menjual paket wisata di sini. Kami sebagai pengusaha travel tentu tidak mau membual yang pada akhirnya bakal mengecewakan wisawatan. Ada beberapa tamu kami yang komplain, mereka bilang, kok obyek wisata yang dilihat di internet tidak sesuai dengan wujud aslinya.”
Robby mengakui untuk tur religi, pengelolaannya mulai baik seperti Goa Maria dan Dewi Kwan Yin. Untuk itu Robby berharap di 2011 ini terjadi perubahan, infrastruktur jalan diperbaiki, obyek wisata dikelola secara profesional, dan ada penambahan destinasi obyek wisata baru. “Masuknya investor hotel berbintang di sini sudah bagus, itu salah satu penunjang majunya pariwisata, tetapi amat disayangkan jika fasilitas tidak diimbangi dengan penambahan jumlah kunjungan wisatawan,” pungkasnya.
Komentar senada diungkapkan Sales Manager Hotel Santika Bangka Gregorius Koko kepada harian ini, kemarin. Menurut pria yang akrab disapa Koko ini, dari sisi bisnis pihaknya berkeinginan agar pariwisata di Bangka maju. “Dari sisi bisnis tentu kami berharap pertumbuhan pariwisata dan ekonomi di sini baik, kalau tidak bagaimana bisnis hotel bisa maju,” ujar Koko.
Untuk itu kata dia, pembenahan infrastruktur dibenahi. Ia mencontohkan, agar fasilitas Pantai Pasir Padi diperbaiki, lengkapi fasilitas umumnya seperti kamar mandi/wc yang memadai serta kebersihan yang terjaga.
“Karena sayang banget, saat ini sudah berdiri hotel berbintang di sini. Kehadiran hotel memberikan peluang untuk mendatangkan tamu dari luar. Kalau kita tidak bisa mengundang tamu dari luar, lantas siapa yang mau mengisi ratusan bahkan ribuan kamar hotel yang ada,” pungkasnya.
Saat ini kata Koko, Hotel masih bertahan di occupation atau tingkat hunian rata-rata 60 persen. Dengan hadirnya hotel-hotel lain Koko agak pesimis apakah mereka bisa bertahan di 60 persen. “Namun harapan kita di tahun ini banyak tamu yang datang dan menginap, kalau hanya datang saja percuma,” kata Koko seraya menyebutkan hanya 40 persen tamu mereka yang menginap untuk berlibur, sedangkan sisanya untuk kepentingan bisnis.
Sumber: http://www.bangkapos.com