Denpasar, Bali - Gamelan dan tari Bali berkembang di mancanegara, sehingga menjadi salah satu peluang bagi alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar untuk mengajar permainan alat musik tradisional serta olah gerak tubuh.
"Peluang tersebut harus bisa dimanfaatkan para alumnus lembaga pendidikan tinggi seni ini, dengan sentuhan kemampuan penguasaan bahasa asing," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S, MA di Denpasar, Selasa (11/1).
Ia mengatakan, berkembangnya tabuh dan tari Bali di mancanegara memberikan dampak positif terhadap Bali. Selain berpeluang menjadi dosen atau pelatih, hal ini juga memberikan peluang bagi perajin gamelan banyak mendapat pesanan.
"Di Jepang saja tercatat 52 sanggar dan grup yang mengajarkan kesenian Bali, masing-masing beranggotakan sedikitnya 100 orang," ujarnya.
Sanggar tabuh dan tari Bali di negeri Sakura itu umumnya didirikan dan dikembangkan oleh pecinta seni Bali di negara tersebut setelah mereka sebelumnya belajar di ISI Denpasar.
ISI Denpasar setiap tahunnya menerima belasan mahasiswa asing dari mancanegara untuk mendalami tabuh dan tari Bali, dan setelah pulang, mereka mendirikan sanggar tari Bali di negara masing-masing.
Rai menjelaskan, tabuh dan tari Bali selain di Jepang juga berkembang di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan negara-negara di kawasan Eropa.
Berkembangnya grup kesenian Bali di mancanegara secara tidak langsung mampu memberi citra positif terhadap pariwisata Bali, sehingga kunjungan turis ke Bali terus meningkat. Bali dalam 2010 menerima kunjungan wisman 2,5 juta melampaui target 2,1 juta.
Sumber: http://www.mediaindonesia.com