Banyumas - Kebun Raya Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, belum kunjung populer sebagai obyek wisata alam dan pendidikan. Kebun raya ini masih sepi meski diresmikan tahun 2004. Terbatasnya jalan setapak untuk mengeksplorasi isinya serta kurangnya promosi menjadi kendala.
Kebun raya ini merupakan bagian dari Wanawisata Baturraden bersama obyek wisata lain seperti Curug (pancuran) Telu dan Curug Pitu serta Telaga Sunyi. Konsep yang ditawarkan kebun raya seluas 143,5 hektar di ketinggian 800 meter dari permukaan laut itu adalah flora van Java. Ada ribuan spesies flora khas Jawa, sebagian besar tanaman langka, di kebun raya yang diharapkan sejajar dengan Kebun Raya Bogor maupun Cibodas, Jawa Barat.
Menurut pengelola kebun raya, Kepala Balai Penelitian Tumbuhan dan Pengelolaan Taman Hutan Raya (BPTP Tahura) Dinas Kehutanan Jawa Tengah Peni Rahayu, Rabu, kendalanya adalah kurangnya jalan setapak yang membantu pengunjung untuk masuk ke rerimbunan kebun raya.
”Prasarana dasar ini perlu dana Rp 49 miliar. Dinas Kehutanan Jateng tak punya dana,” katanya.
BPTP Tahura telah mengajukan dana ke Departemen Pekerjaan Umum. Saat ini memasuki tahap penyusunan detail engineering design.
Promosi tentang kebun raya juga sangat kurang. Berbeda dengan Curug Telu dan Curug Pitu yang dikembangkan untuk wisata spa lengkap dengan pijat dan lulur belerang sehingga banyak didatangi wisatawan dari mancanegara, terutama Belanda.
Padahal, di kebun raya ini ada 147 spesies yang terdiri atas 369 pohon tanaman obat-obatan, 143 spesies paku-pakuan, 23 spesies yang terdiri atas 1.112 pohon anggrek. Selain itu, ada berbagai jenis buah-buahan dan talas-talasan yang hampir semua langka.
Sementara itu, pada liburan sekolah yang bertepatan dengan libur Natal ini sejumlah tempat wisata di DI Yogyakarta dipadati pengunjung.
Di Kabupaten Kulon Progo, Kamis (25/12), kepadatan terutama terlihat di pantai, antara lain Pantai Trisik, Glagah, dan Pantai Congot.
Agus Sugiyanto (44), petugas pos retribusi di Pantai Glagah, menuturkan, wisatawan sudah membeludak sejak Senin. Jumlah wisatawan diperkirakan mencapai 300 orang per hari, naik tiga kali lipat daripada hari biasa.
Di Pantai Trisik dan Congot, jumlah wisatawan yang datang hampir sama seperti Glagah.
Menurut Kepala Subdinas Pengembangan Wisata Kulon Progo Djaka Prasetya, puncak kunjungan wisatawan biasanya terjadi pada malam pergantian tahun. Jumlahnya bisa ribuan orang.
Lokasi rekreasi lain yang ramai pada masa liburan Natal adalah Sendangsono di Desa Banjaroyo, Kalibawang. Tempat ini terkenal dengan mata air dan tempat ziarah Goa Maria.
Jumlah wisatawan yang mendatangi Sendangsono mencapai 500 orang per hari. Tidak hanya umat kristiani yang hendak berdoa, Sendangsono juga menarik perhatian wisatawan lain karena keindahan lokasi dan keunikan desain arsitektur lanskapnya.
Berbeda dengan obyek wisata lain, Sendangsono tidak memungut biaya retribusi. Menurut Djaka, pemerintah daerah tetap diuntungkan karena wisatawan menghidupkan perekonomian lokal. (MDN/HAN/YOP)
Sumber: http://cetak.kompas.com (26 Desember 2008)