Jelang 1 Muharram, Pengunjung Antre di Makam Syekh Yusuf

Makassar, Sulawesi Selatan- Menjelang tahun baru Islam 1 Muharram 1429 Hijriah yang jatuh atau 29 Desember 2008, makam Syekh Jusuf yang dikenal sebagai pahlawan nasional, sekaligus penyebar Agama Islam di Sulawesi Selatan (Sulsel), dipadati pengunjung.

Dari pantauan Minggu (28/12), kompleks makam Syekh Jusuf yang berlokasi di Jalan Syekh Jusuf atau perbatasan antara Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Sulsel, sejak pagi hingga sore hari dipadati sedikitnya 500 orang pengunjung dari berbagai daerah di Sulsel.

"Banyaknya pengunjung karena hari ini merupakah hari terakhir bulan Dzulhijjah atau bulan haji, karena besok sudah memasuki 1 Muharram," ucap juru kunci makam Syekh Jusuf, H Liong di Makassar, Minggu (28/12).

Dari sejumlah bangunan makam berbentuk kubah di kompleks makam Syekh Jusuf, makam Syekh Jusuf lah yang paling ramai dikunjungi, sehingga yang ingin berziarah di makam tersebut terpaksa harus antri menunggu giliran masuk ke bangunan yang luasnya hanya sekitar lima meter persegi.

Menurut salah seorang pengunjung bernama Hasnah yang membawa keluarganya dari Kabupaten Takalar, setiap bulan haji selalu berziarah ke makam tokoh penyebar Agama Islam yang tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga hingga ke Afrika Selatan itu.

"Kami ke sini bukan untuk menyembah tuanta salamaka (syekh yang diberkahi), namun kami hanya ingin berziarah dan mendoakan keselamatan tuanta, dan memohon kepada Allah SWT agar kami yang masih hidup di dunia juga diberi keselamatan seperti tuanta," jelasnya.

Akibat banyaknya pengunjung makam Syekh Jusuf, penjual bunga turut ketiban rezeki. Hal itu diakui, salah seorang penjual bunga, Mahmud. Menurutnya, hari ini dari 15 kampu (tempat) bunga yang dibuatnya, hanya tersisa dua kampu saja.

Sementara untuk satu kampu dijual seharga Rp 5.000. Dengan modal hanya mencari daun pandan yang kemudian diiris-iris kecil ditambah bunga-bunga hidup, ia mengakui, dalam sepekan terakhir rata-rata mendapatkan minimal Rp50 ribu per hari.

Begitu pula dengan pembaca doa yang memang bertugas bergantian di makam Syekh Jusuf. Dalam sehari menurut H Liong, ia bersama keenam rekan-rekannya mendapatkan Rp75 ribu per hari. Sementara pada hari yang sepi pengunjung, hanya mendapatkan Rp10 ribu per hari.

Sumber: http://www.republika.co.id (28 Desember 2008)

Related Posts:

-

Arsip Blog