Padang, Sumatera Barat — Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Sumatera Barat (Sumbar), Asnawi Bahar menyatakan, hampir semua objek wisata unggulan di Sumbar rusak akibat kurang perawatan dan perhatian dari pemerintah daerah.
"Kondisi itu sangat memprihatinkan dan kami pelaku dunia usaha wisata menangis melihatnya," kata Asnawi di Padang, Jumat (5/12).
Objek wisata yang rusak itu antara lain, Lembah Harau, Lembah Anai, Danau Di atas Danau Di bawah, Pantai Air Manis, Lobang Jepang Bukittinggi, dan Pantai Padang, tambahnya.
Kerusakan Lembah Harau, menurut dia, karena banyak warung yang didirikan di bibir sungai, bahkan kaki-kaki warung berdiri di aliran sungai.
"Kita sudah sampaikan kepada bupati setempat (Kabupaten 50 Kota) untuk dibersihkan kembali Lembah Harau tapi belum ada realisasinya," katanya.
Kemudian di Pantai Air Manis yang terkenal dengan legenda batu Malinkundang justru rusak karena batu yang asli dari karang sudah diganti dengan replika dari semen sehingga hilang keasliannya, tambahnya.
Selanjutnya, di Pantai Padang banyak bangunan dan kedai didirikan di pinggir laut sehingga menghalangi pemandangan ke lautan.
Kondisi Lubang Jepang Bukittinggi juga memprihatinkan, karena dinding lubang justru dicor dengan semen sehingga menghilangkan keaslian objek dan menutupi ventilasi udara, kata Asnawi yang juga ketua Kadin Sumbar itu.
Objek air terjun di Lembah Anai juga telah tertutup panoramanya akibat pepohonan yang tinggi dan rimbun, tapi tetap dibiarkan.
"Memang ada alasan lokasi itu kawasan hutan lindung, tapi kalau hanya memotong satu atau dua pohon yang menutupi panorama air terjun Lembah Anai dapat saja dimaklumi untuk kepentingan pariwisata," tambahnya.
Ia menyebutkan, berbagai kerusakan di objek-objek wisata unggulan itu sudah beberapa kali disampaikan kepada kepala daerah masing-masing, tapi belum ada tanggapannya.
Padahal, pemerintah kota/kabupaten di objek wisata itu sudah menandatangani MoU dengan pemerintah provinsi Sumbar untuk dibenahi terkait penetapan Sumbar sebagai daerah kunjungan wisata utama di Indonesia bagian barat.
"Tapi kenyataannya kondisi di objek-objek itu masih memprihatinkan dan Asita sedih melihatnya. Kalau memang pemerintah daerah tidak mampu mengatasinya, lebih baik jangan lagi berharap banyak dari pariwisata," tegas Asnawi. (Ant/OL-01)
Sumber: http://mediaindonesia.com/ (6 Desember 2008)