Palembang, Sumatra Selatan- Kota Pagar Alam menjadi tujuan ekoturisme andalan Sumatera Selatan yang ditawarkan melalui forum Ecotourbiz 4th International Ecotourism Business Forum and Mart 2008 yang diselenggarakan di Palembang pada tanggal 25-30 Oktober. Acara tersebut diikuti 25 penjual dan peserta dari dalam negeri dan 11 negara sebagai pembeli.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Sumsel Rachma Zeth, Senin (27/10), dalam jumpa pers, Kota Pagar Alam memiliki potensi alam yang sesuai untuk pengembangan ekoturisme. Sebelumnya, Pemprov Sumsel merencanakan lokasi ekoturisme di Taman Nasional Sembilang, tetapi lokasi tersebut memiliki hambatan cuaca sehingga dialihkan ke Kota Pagar Alam.
”Orang belum banyak yang tahu di mana Pagar Alam. Padahal letaknya hanya lima jam dari Palembang. Di sana terdapat sejumlah obyek wisata alam ramah lingkungan,” kata Rachman.
Para peserta forum juga akan melakukan kunjungan ke Kota Pagar Alam untuk melihat langsung keindahan alam dan potensi yang ada di Pagar Alam. Mereka akan mengunjungi perkebunan teh, perkebunan kopi, lokasi paralayang, dan bermalam di vila yang berada di lereng Gunung Dempo.
Rachman mengatakan, jumlah wisatawan yang mengunjungi Sumsel pada tahun 2008 mencapai 1,9 juta orang. Sebanyak 11.000 orang di antaranya adalah wisatawan asing yang didominasi wisatawan dari Malaysia. Target kunjungan wisatawan melalui Visit Musi 2008 sebanyak 1,6 juta orang sehingga jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumsel melampaui target.
Harus ada standar
Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antarlembaga Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Thamrin B Bachri mengatakan, Indonesia memiliki potensi wisata alam yang kaya tetapi tidak semuanya bisa diberi label sebagai ekoturisme.
”Pembuatan standar untuk wisata alam yang layak sebagai ekoturisme merupakan tantangan. Sekarang pun kami belum memiliki data tempat wisata yang termasuk ekoturisme dan yang tidak termasuk ekoturisme,” kata Thamrin.
Menurut Thamrin, wisata ekoturisme memang menyasar pada kelompok wisatawan atau organisasi yang memiliki minat khusus, seperti kelompok pecinta alam. Para wisatawan ekoturisme tidak hanya mengunjungi suatu tempat, tetapi ingin terlibat langsung dalam penyelamatan lingkungan, misalnya menanam pohon.
Mantan menteri pariwisata, Joop Ave, mengatakan, ekoturisme adalah pasar wisata yang sedang berkembang. Indonesia harus bisa mengambil peluang sebagai negara yang mempelopori ekoturisme. Sebagai anggota World Tourism Organization (WTO) dan Pacific Asia Travel Association (PATA), Indonesia seharusnya lebih berperan dalam pengembangan pariwisata dalam negeri. (WAD)
Sumber: cetak.kompas.com (28 Oktober 2008)