Pentas Budaya: `Opera House` Akan Dibangun di Kota Solo

Solo, Jawa Tengah - Dua tahun berturut-turut sukses menggelar Solo International Ethnic Music atau SIEM Festival & Education, memantapkan langkah Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, untuk menghadirkan sebuah gedung pertunjukan seni yang bergengsi dan berkelas internasional di Kota Solo. Dalam waktu dekat, Pemerintah Kota Solo akan membangun Solo Opera House.

Wali Kota Solo Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi mengatakan hal itu, Minggu (2/11) dini hari, seusai menyaksikan pertunjukan musik etnik pada hari terakhir Festival SIEM 2008 di Pamedan (lapangan) Pura Mangkunegaran, Solo.

”Sebuah komunitas telah terbentuk dan kita sudah menemukan roh sebagai kota budaya. Saya sudah merancang supaya ada opera house di Solo. Saya melihat di Sydney, Paris, mereka punya opera house,” ujarnya

Pemkot Solo telah menyiapkan infrastruktur untuk membangun Solo Opera House yang bisa menjadi tempat berbagai pertunjukan bergengsi. Untuk itu, Pemkot Solo menyiapkan lahan sekitar 1 hektar. ”Target saya sekitar 3.000-4.000 kursi,” ujarnya.

Dana yang dibutuhkan, ujar Jokowi, sekitar Rp 94 miliar—dia akan meminta dukungan dana pemerintah pusat. Lokasi tepatnya belum disebutkan.

Penutupan SIEM 2008
Penutupan SIEM 2008 Festival & Education, Sabtu (1/11) malam, molor 2 jam dari jadwal, menyusul turunnya hujan lebat. Acara baru dimulai sekitar pukul 22.15 di tengah rintik hujan.

Ditandai lagu Indonesia Pusaka yang dinyanyikan Wali Kota Solo, panitia, dan pendukung SIEM 2008 di atas panggung, serta ribuan penonton yang berdiri di tempat duduk, SIEM ditutup.

Di tengah hujan, peserta SIEM tampilkan musik etnik. Kelompok karawitan Bambang Sukmo Pribadi (guru karawitan SMK Negeri 9 Surabaya) membuka pertunjukan, disusul musisi Australia Glen Doyle berkolaborasi dengan Kim Sander, dilanjutkan Nedy Winuza (dosen STSI Padang Panjang), ditutup musik bernuansa Batak Viky Sianipar.

Sementara itu, Ketua Umum SIEM Bambang Sutedjo mengatakan, SIEM tak mungkin diadakan tahun 2009 karena bersamaan dengan pemilu untuk pemilihan anggota legislatif, dilanjutkan pemilihan presiden. Dewan Kurator SIEM juga menyarankan, sebaiknya SIEM diadakan dua tahun sekali agar persiapan cukup untuk menghubungi kelompok-kelompok peserta dari luar negeri. (ASA/SON/EKI)

Sumber: cetak.kompas.com (3 November 2008)

Related Posts:

-