Mataram, Nusa Tenggara Barat- Tiga provinsi bekas pemerintahan Sunda Kecil pada masa Republik Indonesia Serikat, yaitu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Bali, sepakat membentuk kawasan tenggara Indonesia. Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah NTB Rosyadi H Sayuti, nota kesepahaman tentang kawasan tersebut ditandatangani ketiga gubernur dan unsur pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Kupang, Sabtu lalu.
Pembentukan kawasan tenggara Indonesia, kata dia, sebagai kawasan pertumbuhan baru untuk melepaskan diri dari kawasan timur Indonesia, "Yang selama ini tidak memberikan kemajuan daerah," kata Rosyadi kepada Tempo melalui telepon seluler kemarin.
Dalam nota kesepahaman itu, ujar dia, NTB ditetapkan sebagai pusat pengembangan peternakan, NTT memiliki potensi sebagai pengirim tenaga kerja Indonesia, dan Bali memiliki potensi pariwisata. "Agar bisa mendatangkan dana lebih besar, dibanding bekerja sendiri-sendiri," ujar Rosyadi.
Kelak, kata Rosyadi, kawasan tenggara Indonesia bekerja sama di bidang infrastruktur. Selama ini, NTT memiliki keunggulan di bidang pendidikan, sehingga lebih maju indeks pembangunan manusianya. Adapun ekonomi NTB tidak kalah karena berada di urutan kesembilan nasional.
Di bidang pariwisata, Bali sebagai daerah tujuan wisata utama juga memberikan dampak kunjungan wisatawan ke Lombok yang menjual alam pegunungan dan pantainya. "NTT juga memiliki banyak situs kuno budaya yang bisa dipelajari," katanya.
Bulan lalu, Gubernur NTB Muhammad Zainul Madjdi menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan kawasan timur Indonesia yang identik dengan daerah Sulawesi dan sekitarnya. Karena itu, kata Zainul, untuk lebih memajukan daerahnya selama lima tahun pemerintahannya, ia menggagas dibentuknya kawasan tenggara Indonesia. SUPRIYANTHO KHAFID
Sumber : http://www.korantempo.com/ (22 Desember 2008)