Bantul, DIY - Pimpinan Acapela Mataraman, Pardiman Djoyonegoro menilai budaya Indonesia sangat dikagumi orang luar negeri dengan adanya musik tradisional gamelan. Bahkan setiap tahun Negara Jepang mengirimkan 5 mahasiswanya untuk belajar gamelan di ISI Yogyakarta. Untuk itu sudah tak bisa dipungkiri sebagai orang Jawa harus senang dengan seni dan budaya sendiri.
“Kalau orang luar saja sangat antusias mempelajari budaya adiluhung kita, mengapa kita tidak mencintainya,” ujar Pardiman usai menjadi guru tamu dalam pembelajaran Seni Budaya di MTsN Pundong Bantul, Rabu (21/01/2015).
Menurut Pardiman, budaya nusantara ini kaya dengan aneka macam budaya yang membuat iri turis mancanegara. Sehingga mereka betah berlama-lama tinggal di Indonesia. Bahkan di beberapa tempat seperti Candi Cetho Jawa Timur, Candi Prambanan, Candi Borobudur ditemukan bukti menunjukkan betapa tinggi budaya orang Indonesia kala itu.
Untuk menarik atensi siswa MTsN Pundong untuk belajar gamelan, Pardiman memutar CD berjudul “Gambir Sawit” berisi permainan gamelan yang pengrawitnya adalah orang asing, dengan harapan membangun kesadaran bahwa orang asing saja begitu mencintai gamelan. Selain itu juga diputar CD Pembejaran yang bertajuk “Dunung Gamelan” yang intinya adalah mengenal lebih dalam tentang teknik memainkan instrument gamelan, mulai dari kendang, gambang, saron, demung, peking, siter, rebab dan alat music tradisional lainnya.
Tak hanya itu, Pardiman juga memberikan pengenalan berpakaian Jawa, mulai dari jarit, surjan maupun iket serta makna keris. Menurutntya, pakaian Jawa khususnya baju yang biasa dipakai para abdi dalem kraton memiliki filosofi sebagai pakaian muslim.
Kancing baju bagian atas berjumlah 3 buah bermakna Iman, Islam dan Ikhsan. Kancing pada lengan berjumlah 5 memiliki makna rukun Islam. Keris dimaknai sebagai tulisan Allah sebagai Yang Tuhan Maha Pencipta. Blangkon dibuat sedemikian rupa sehingga ketika sujud dahinya tetap bisa menyentuh tempat shalat.
“Seni budaya berfungsi sebagai media persatuan dan kesatuan bangsa, media mengolah rasa sehingga setiap insan akan memiliki karakter yang kuat tak mudah tergoda berbagai pengarus negatif dari luar dirinya. Seni Budaya juga mengendorkan otak yang selalu tegang menerima pembelajaran yang mengandalkan logika semata,” imbuh Pardiman.
Sementara Humas MTsN Pundong, Sutanto merasa bangga endapat kunjungan Pardiman karena dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk mengapresiasi musik gamelam. Terbukti seluruh siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias penuh atensi dalam suasana kegembiraan.
Sumber: http://krjogja.com