Banjarmasin, Kalimantan Selatan - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) akan menggaet wisatawan manca negara (Wisman) dari negara tetangga untuk datang ke daerah yang kaya dengan sumber daya alam ini melalui kegiatan wisata religius yang dikemas dalam Visit Indonesia Year (VIY) Kalsel 2009.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Pemprov Kalsel, Bihman Mulyansah, mengungkapkan dalam rangka menyukseskan program VIY Kalsel 2009, pihaknya telah menyebar informasi dan promosi baik ke berbagai daerah maupun negara tetangga.
Salah satu paket pariwisata yang bakal dijual, yaitu wisata religius yang biasanya cukup diminati oleh wisatawan dari Malaysia, Brunai Darussalam, dan Thailand.
"Sepertinya wisata religius di Kalsel telah memiliki pasar tersendiri di tiga negara tersebut, sehingga pada VIY 2009 ini, wisata ke makam-makam tokoh agama Kalsel, juga menjadi andalan," katanya.
Untuk itu, pihaknya juga akan melakukan perbaikan baik itu pemugaran dan lainnya, pada makam-makam yang sering dikunjungi oleh wisman atau wisatawan nusantara (wisnu).
Beberapa wisata religi yang cukup ramai dikunjungi di antaranya adalah makam Datu Kelampaian, Datu Sanggul dan beberapa makam tokoh agama Kalsel yang cukup termashur pada masanya.
Pada VIY 2009 ini, Kalsel akan mengemas hingga 70 paket wisata, bekerjasama dengan berbagai provinsi maupun biro-biro perjalanan maupun perusahaan penerbangan.
Dengan 70 paket wisata tersebut diharapkan, pada 2009 Kalsel menargetkan kunjungan wisata asing mencapai 30 ribu orang dan Wisnu 435 ribu orang.
Target tersebut jauh meningkat dibanding 2008 yang realisasi wismannya hanya mencapai 24 ribu orang dan wisnus 348 ribu orang.
"Pada dasarnya, untuk pendapatan asli daerah (PAD) baik wisnu maupun wisman tidak ada perbedaan, karena wisman pada saat sampai di Kalsel, yang dibelanjakan juga uang rupiah, sehingga dari segi pendapatan sama saja," katanya.
Sementara itu, menanggapi kritikan berbagai pihak bahwa pembangunan museum Permata Kalsel kini terkesan mangkrak, karena tidak ada pembangunan lanjutan, dia menyatakan tidak benar.
Menurut Bihman, biaya pembangunan musium tersebut dianggarkan secara bertahap dari APBD, sehingga pembangunan yang dilakukan berlanjut sesuai dengan anggaran yang ada tahun bersangkutan.
"Kan pembangunan sudah mulai dilakukan dan akan terus berlanjut. Kalau sempat pembangunannya terhenti, karena dananya telah habis, dan dianggarkan pada tahun berikutnya," demikian Bihman Mulyansah. (Ant/OL-01)]
Sumber: http://mediaindonesia.com (13 Januari 2009)