Yogyakarta- Menurut pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY Hamzah Hendro Sutikno, batik sudah menjadi salah satu kekayaan khususnya Yogyakarta, sehingga memasyarakatkan dan gerakan mencintai batik harus dimulai sejak dini.
‘‘Kalau perlu, pelajaran membatik dan dunia perbatikan harus diberikan sejak sekolah dasar hingga SMA, kendati sebagai mata pelajaran ekstrakulikuler pilihan,’’ kata pimpinan Mirota Batik dan Kerajinan Yogyakarta itu, Minggu (14/12).
Dengan memperkenalkan batik sejak dini, maka ke depan, batik akan menjadi salah satu kebanggaan anak-anak remaja kita. Ditambahkan, dengan memberikan pemahaman apresiatif mengenai masalah batik pada anak-anak sejak SD dinilai penting, karena menjadi modal awal untuk mencintai batik. ‘‘Kemudian menginjak SMP, bisa mulai diajarkan cara membatik secara sederhana, di samping mengenalkan berbagai macam bentuk dan motif batik,’’ ujarnya.
Namun demikian, lanjut Hamzah, selain batik pada siswa SD juga perlu diberikan pelajaran bagaimana mencintai potensi pariwisata milik sendiri dan bagaimana memperlakukan wisatawan dengan baik. Para siswa SMP dan SMA perlu diberi mata pelajaran memahami pariwisata secara keseluruhan, di mana batik menjadi salah satu item yang mendukung pariwisata.
‘‘Para siswa harus menyadari bahwa keberadaan wisatawan termasuk wisatawan mancanegara sangat penting dan memberikan banyak kontribusi pada berbagai sektor, termasuk para pedagang kecil dan sektor kerajinan,’’ tambahnya.
Karena itulah, Hamzah mengharapkan para pengelola sekolah untuk dapat memberikan tempat bagi mata pelajaran kepariwisataan dan membatik itu kepada anak didik mereka. (Bambang Unjianto /CN08)
Sumber: http://www.suaramerdeka.com/ (14 Desember 2008)