Peringati Maulid, Warga Balikpapan Arak "Gunungan" Seberat 200 Kg

Balikpapan, Kaltim - Ratusan umat Muslim memadati Jl Padat Karya, Balikpapan Utara, sekitar pukul 8.30 pagi, Minggu (11/1). Mereka membawa makanan hasil bumi yang dirangkai menjadi satu dan disebut Gunungan. Pagi itu, Jammiyah Tasbih dan Sholawat Kubro mengadakan Kirab Budaya Gunungan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Peserta kirab memakai pakaian muslim serba putih. Menariknya, acara ini juga diikuti prajurit TNI Kodam Mulawarman yang mengangkat Gunungan setinggi 2 meter, ditandu dengan rangkaian kayu. Mereka mengarak Gunungan dari Jl Bengkel menuju Sasono Agung Suryo Alam di Jl Padat Karya.

Jarak yang ditempuh lumayan jauh, sekitar 3 kilometer. Kirab Budaya Gunungan ini mengundang banyak perhatian warga yang tinggal di sekitar jalan yang dilalui kirab tersebut. Apalagi, kirab itu juga diiringi dengan lantunan lagu Islami yang dibawakan Marching Band Pondok Pesantren Syaichona Cholil dari Sepinggan, marawis dari Batalion Zipur 17 Kodam VI Mulawarman, dan kesenian Kentongan dari SMPN 14 Balikpapan.

Suasana Kirab Budaya Gunungan berlangsung dengan meriah, kental dengan adat Jawa bernuansa Islam. Tari Saman menyambut kedatangan Gunungan. Semua mata tamu tertuju pada Gunungan. Banyak warga yang mengabadikan peristiwa "langka" tersebut dengan kamera ponsel.

"Untuk Gunungan ini memiliki berat sekitar 200 kilogram dengan tinggi sekitar 2 meter," kata Suntoro, Sekretaris Panitia Acara Kirab Budaya Gunungan.

Acara lalu dilanjutkan tausiah yang dibawakan habib Achmad Jamal Ba'agil bin Toha, pengasuh Pondok Pasantren Anwarut Taufiq dan Majelis Ta'lim Ar-Ridwan, Malang, Jawa Timur. "Pentingnya mengingat hari lahir Nabiullah SAW, semoga kita semua termasuk orang-orang yang berada selalu di jalan-Nya," kata habib Achmad.

Disamping itu, KH Maulana Haris Abdillah selaku pengasuh Jamiyyah Tasbih dan Sholawat Kubro menjelaskan acara ini bertemakan kebersamaan dalam kesederhanaan dalam mencintai Allah dan Rosulnya. Di acara ini semua kalangan menyatu dan semua umur pun bergabung.

"Di sini kami memberikan yang beda untuk seluruh masyarakat. Dimana nantinya ada aspek seni keindahan, karena umat Islam itu suka dengan yang indah. Kalau kita melakukan yang indah insya Allah akan tentram dan damai, serta kemakmuran dalam keadaan yang terjalin," katanya.

Acara ini banyak mengajarkan kita untuk selalu bersyukur, serta menjalin silaturahmi dan mengingat Rosullulloh, sekaligus tetap mendepankan jati diri bangsa Indonesia. "Banyak hal yang bisa diambil di sini. Kita semakin hari semakin bersatu dengan yang lainnya, saling mencintai sesama umat dan dengan seni ini kita bisa membangun jati diri kita seutuhnya," ujarnya.

Acara ditutup dengan pemberian santunan dan bingkisan kepada anak yatim serta duafa dan pemberian hasil bumi Gunungan kepada warga sekitar.

-

Arsip Blog

Recent Posts