Cetak Biru Pembangunan Kebudayaan DIY Harus Diperbaiki

Yogyakarta - Cetak Biru Pembangunan Kebudayaan DIY yang telah disiapkan Dinas Kebudayaan DIY masih terdapat banyak kekurangan sehingga harus diperbaiki. Setidaknya ada tiga masalah utama menyangkut penyusunan cetak biru tersebut antara lain tidak ada proses yang transparan dan partisipatif yang melibatkan para pemangku kebudayaan dan masyarakat luas.

"Visi kebudayaannya masih sangat parsial, belum mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat. Dan, Kebudayaan lebih dilihat sebagai benda dan masa lalu. Buku Cetak Biru ini masih sangat rumit serta konsepnya tidak jelas," kata Kepala Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM Prof Dr Faruk HT dalam dialog warga Yogyakarta dengan Dinas Kebudayaan DIY tentang Cetak Biru Pembangunan Kebudayaan DIY di Auditorium PKKH UGM.

Dialog yang dimoderatori Hairus Salim (Yayasan LkiS) menghadirkan sejumlah panelis yakni Agung Kurniawan (Gropyokan Korupsi), AN Luthfi (Etnohistori), Kurniawan Adi Saputro (Rumah Sinema). Dialog juga dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono dan Ketua Tim Penyusun Buku Cetak Biru ini Bambang Sunaryo.

Menurut Faruk, dalam buku ini banyak dijumpai kata 'nilai' yang terminologinya sering diganti-ganti serta penerapannya tidak sesuai. Kata 'nilai' sering juga ditulis dengan 'tata nilai' sehingga tidak terbangun kerangka konseptual yang utuh, menyebabkan hubungan kalimat satu sama lain menjadi hilang. Selain itu Kata nilai dalam buku ini juga tidak jelas apakah sebagai dasar atau sebagai tujuan.

"Kalau nilai sebagai dasar berarti bicara soal pengembangan, sedangkan nilai sebagai tujuan berarti bicara pembangunan," katanya.

Agung Kurniawan menilai, urgensi dalam buku cetak biru ini tidak tepat karena masih sangat berorientasi cagar budaya dan artefak. Sehingga masalah yang dilihat bukan hal yang substansial. Buku ini juga menganggap masa lalu sebagai sesuatu yang telah selesai yang tidak perlu dipersoalkan lagi. "Buku ini banyak sekali menyebutkan kejayaan masa lalu yang menurut saya itu menyebabkan rancu dan bisa menyesatkan," katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts