Yogyakarta - Manajemen pengelola Pasar Seni dan Kerajinan XT-Square merencanakan penataan dengan mengusung konsep menghadirkan kembali suasana terminal karena lokasi pasar tersebut sebelumnya terminal bus utama di Jogja.
“Kami memiliki rencana menata kuliner ‘outdoor’ dengan konsep menghadirkan kembali sejarah Pasar Seni dan Kerajinan XT-Square namun tetap harus disesuaikan dengan budget yang dimiliki,” kata Direktur Operasional dan Pemasaran PD Jogjatama Vishesha Widihasto Wasana Putra selaku pengelola XT-Square di Yogyakarta, Sabtu (7/2/2015).
Menurut dia, pihaknya berencana membangun gerai pedagang kuliner dengan memanfaatkan badan bus. Setiap badan bus ukuran besar dapat dimanfaatkan tiga hingga empat pedagang kuliner.
Setiap anjungan yang terbuat dari badan bus tersebut kemudian akan diberi nama-nama kota yang menjadi tujuan bus yang diberangkatkan dari lokasi tersebut saat masih menjadi terminal.
“Ide ini terinspirasi dari Museum Angkut yang ada di Malang Jawa Timur. Harapannya, budget yang kami miliki bisa mencukupi untuk mewujudkan rencana tersebut,” katanya.
Berdasarkan hasil survei, lanjut dia, harga tiap badan bus adalah sekitar Rp20 juta.
“Jika kami membutuhkan sekitar 10 ‘casing’ bus, maka dana untuk pembeliannya bisa mencapai Rp200 juta belum aksesori yang lain,” katanya.
Pedagang “outdoor” yang menempati halaman XT-Square berjumlah 20 orang. Pedagang tersebut berjualan dengan memanfaatkan tenda atau kios dan sebagian besar tidak seragam.
Selain kuliner “outdoor”, di pasar seni dan kerajinan tersebut juga terdapat 10 pedagang di arena Kuliner Kampayo.
“Pedagang di area Kampayo itu tidak ada yang mengundurkan diri, bahkan ada rencana penambahan pedagang,” katanya.
Widihasto mengatakan manajemen terus berupaya melakukan berbagai penataan di XT-Square, seperti menghadirkan wahana baru atau bekerja sama dengan berbagai pihak guna meramaikan pasar yang dibuka sejak akhir Desember 2012 tersebut.
Manajemen bekerja sama dengan museum De Arca menghadirkan patung tokoh-tokoh terkenal dunia di lantai paling atas zona kerajinan atau di gedung Blok C1.
“Selain itu, kami masih terus menawarkan Blok C2 ke penyewa yang berminat. Namun, produk yang dijual atau jasa yang ditawarkan tetap harus sesuai dengan konsep XT-Square,” katanya.
Sumber: http://jogja.solopos.com