Yogyakarta - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menyiapkan art point memanfaatkan panggung berjalan untuk menambah atraksi wisata di Kota Yogyakarta, khususnya malam hari.
"Ada dua titik tetap yaitu di Jalan Margo Utomo dan di Jalan Malioboro, selain itu juga disiapkan art point di Kotagede dan Lapangan Sewandanan Pakualaman," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharso di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, penetapan art point tersebut bermula dari cukup banyaknya kelompok kesenian dan kebudayaan di wilayah yang membutuhkan ruang untuk mengekspresikan karya mereka.
Oleh karena itu, lanjut Eko, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta kemudian berupaya memfasilitasi kelompok kesenian itu dengan menyiapkan lokasi pentas. Dinas akan memanfaatkan dana keistimewaan untuk menyiapkan art point itu.
"Setiap kali saya ke wilayah, selalu ditanya kapan kelompok kesenian bisa pentas karena selama ini hanya berlatih saja," katanya yang menyebut ada sekitar 700 kelompok kesenian dan kebudayaan di wilayah.
Kelompok kesenian yang ingin pentas bisa mendaftarkan diri secepat mungkin ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Di setiap art point akan ada lima kelompok yang pentas setiap Sabtu malam.
"Jika peminatnya banyak, maka kami akan melakukan seleksi. Jika tidak, maka kelompok kesenian yang mendaftar bisa langsung pentas. Setiap kelompok yang pentas akan memperoleh stimulan," katanya.
Hanya saja, lanjut Eko, kelompok kesenian yang bisa memanfaatkan art point itu adalah kesenian tradisional yang bisa mendukung keistimewaan Yogyakarta. "Bukan band yang menyanyikan lagu-lagu modern," katanya.
Ia menambahkan kegiatan itu akan segera terlaksana setelah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta selaku kuasa pengguna anggaran bisa mencairkan dana keistimewaan.
"Begitu dana cair, kegiatan akan segera dijalankan," lanjutnya.
Selain membuka art point, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta juga sudah memiliki rencana pengalokasian dana keistimewaan untuk menunjang kegiatan budaya di antaranya untuk mendukung pelaksanaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, pentas kesenian dengan memanfaatkan bangunan cagar budaya atau warisan budaya, Festival Kesenian Yogyakarta serta Gelar Maestro seniman yang dibesarkan di Yogyakarta.
Total dana keistimewaan yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk urusan kebudayaan pada tahun ini tercatat sebesar Rp9 miliar.
"Harapannya, penyerapan dana keistimewaan tahun ini bisa optimal," katanya.
Sumber: http://www.antaranews.com