Dijajaki, Transfer Turis dari Melaka

Batam, Kepulauan Riau - Acara konvensi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) dimanfaatkan Pemko Batam untuk mempromosikan potensi pariwisata Batam kepada peserta konvensi baik dari Malaysia maupun delegasi negara lain.

Dalam jualan pariwisata tersebut, Pemko Batam lebih banyak menjelaskan berbagai kegiatan yang digelar dalam rangka Visit Batam 2010, perkembangan wisata, dan potensi Batam sebagai salah satu kota MICE (Meeting, Incentive, Congress, dan Exhibition) di Indonesia. Presentasi pariwisata Batam tersebut disampaikan Kadispenda Kota Batam, Raja Supri, SSos, MSi mewakili Wali Kota Batam Ahmad Dahlan.

Selain presentasi, Pemko Batam juga memutar video yang berisi beragam destiniasi wisata Batam, mulai wisata budaya, resort, event wisata, belanja, kuliner, dan hiburan malam.

Wali Kota Ahmad Dahlan yang juga hadir dalam konvensi tersebut menyebutkan, antara Batam dan Melaka bisa dijalin kerja sama (MoU) di bidang pariwisata. Melaka, kata Dahlan, mengandalkan wisata sejarahnya. Banyak wisatawan asing yang berkunjung ke Malaysia, termasuk ke Melaka.

”Kita berencana menjalin kerja sama dengan Melaka dalam hal pariwisata, yaitu transfer wisatawan. Wisatawan asing yang berkunjung ke Malaysia bisa diarahkan juga untuk berwisata ke Batam,” kata Dahlan usai penutupan konvensi tersebut kepada wartawan.

Sementara bidang investasi, Pemko akan menjajaki kerja sama dengan Johor Bahru yang merupakan daerah industri seperti kawasan industri Iskandar.

Selain Raja Supri, tampil sebagai pembicara Wakil Gubernur Kepri HM Sani. Sani menjelaskan berbagai potensi di Kepri, termasuk bidang pariwisata yang meliputi wisata sejarah, wisata resort, dan wisata olahraga.

”Selama ini hubungan Malaysia dengan Kepri bagus. Banyak yang berobat ke Malaysia terutama Melaka. Saya juga berharap banyak warga Malaysia yang berkunjung ke Kepri,” katanya, akhir pekan kemarin.

Sani mengatakan, sekitar 300 juta etnis Melayu di dunia merupakan pasar yang potensial dalam hal ekonomi, termasuk pariwisata. Untuk memajukan DMDI dan Melayu, kata Sani, harus dilakukan lima aksi. Yaitu melakukan pertukaran informasi, promosi bersama dengan berbagai expo, membuat pasar bersama seperti yang sudah dilakukan Uni Eropa, meningkatkan halangan dalam berniaga, misalnya dengan adanya kemudahan dalam lintas batas negara, dan meningkatkan kunjungan, terutama pelaku bisnis. (eri)

-

Arsip Blog

Recent Posts