Festival Beduk di Ramadan Fair Bangkitkan Syiar Agama

Medan, Sumut - Pengembangan kreativitas jiwa Islami terus dikumandangkan dari Ramadan Fair VII Medan, sebelumnya telah sukses menggelar dan mengkampanyekan syiar busana muslim. Kali ini giliran pagelaran beduk Islami di Ramadan Fair ke VII Kota Medan.

Pagaleran yang dipentaskan di panggung utama Ramadan Fair VII, Kamis (19/8) malam selama dua hari. Sebelumnya 11 tim bertanding untuk menjadi juara. Hasilnya, empat di antarnya berhak menjadi pemenang dan menerima trophy serta uang pembinaan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, Rismaria Hutabarat mengatakan, kegiatan ini sebagai bagian syiar agama, apalagi Ramadan Fair VII ini merupakan pagelaran yang disajikan dengan nuansa religi Islami. Sehingga, kegiatan yang dilaksanakan juga harus lebih Islami.

Dia menyebutkan, festival beduk yang penting dilaksanakan, karena selama ini tata cara pemukulan beduk dan syair lagu Islami sudah membudaya dikalangan masyarakat tanah deli khususnya. Makanya, sangat ada keeratan antara budaya lokal dengan agama ini.

"Beduk ini sangat penting, apalagi ini sudah bagian dari budaya yang sejak awal muncul di tanah deli ini," katanya saat ditemui di Ramadan Fair.

Sementara itu, Direktur PT Kemilau Sakti, Zulkarnain mengutarakan, program kegiatan ini sebagai salah satu perlombaan yang diutamakan, karena selama ini beduk sudah menjadi bagian budaya dan sangat dekat dengan nunasa Islaminya.

Untuk itulah, kegiatan ini sangat penting untuk diperlombakan di Ramadan Fair VII ini. "Fastival beduk ini sebagai bagian syiar agama Islam, sebab selain beduk ada pesan-pesan Islami seperti takbir yang disampaikan dari lantunan beduk ini," ujarnya.

Berdasarkan penilaian tiga juri dari tiga kategori dari setiap peserta yakni, tehnik dan kemampuan termasuk takbir, harmonisasi dan improvisasi. Hasilnya, pemenang pertama diduduki oleh Dhafa Religi, selanjutnya Al Mashun, Ikhwan Leng Afik, dan Punk Insyaf. (maf)

-

Arsip Blog

Recent Posts