Jakarta - Tenun Indonesia diupayakan untuk menyusul batik, wayang, dan keris, yang telah mendapatkan pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya Dunia (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda dunia.
Usulan pengakuan itu dirintis oleh Cita Tenun Indonesia (CTI) diketuai oleh Okke Hatta Radjasa yang selama dua tahun telah menggelar kegiatan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memasarkan kerajinan tenun Indonesia.
Sebagai langkah awal untuk meraih pengakuan dari UNESCO, CTI meluncurkan buku berbahasa Inggris "Tenun: Handwoven Textile of Indonesia" di Ballroom Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Jumat, guna mengenalkan tenun Indonesia kepada masyarakat dunia.
Peluncuran buku dilakukan oleh Ani Yudhoyono yang sekaligus meresmikan Pesta Tenun menghadirkan pameran penerapan tenun pada interior dan busana.
Menurut Ketua Panitia Pesta Tenun Sari Hartanto Wibowo, CTI saat ini sedang merintis pengusulan tenun Indonesia untuk diakui dunia internasional sebagai warisan tak benda dari UNESCO.
"Upaya ini dapat berhasil apabila seluruh Bangsa Indonesia bergandengan tangan dan turut menggaungkan keberadaan tenun sebagai warisan Bangsa Indonesia," ujarnya.
Kata sari, pengakuan terhadap tenun harus dilakukan tanpa perlu mengalami insiden pengakuan pihak lain seperti yang terjadi pada batik.
"Hal ini sangat perlu dilakukan agar kejadian tersebut tidak terulang kembali," ujarnya.
CTI meminta dukungan dari Ani Yudhoyono yang menyambut baik upaya pencatatan tenun Indonesia ke UNESCO sebagai warisan tak benda budaya dunia.
Menurut Ani, pada kenyataannya tenun telah dibuat dan dipakai sehari-hari di Indonesia sehingga seharusnya pantas diakui sebagai warisan tak benda budaya dunia yang berasal dari Indonesia.
"Tinggal bagaiman upaya lobi kepada masyarakat internasional terutama UNESCO agar tenun diakui sebagai warisan tak benda seperti yang diberikan batik pada 2009," ujarnya.
Ani pun mengingatkan pencatatan budaya Indonesia sebagai warisan tak benda dunia semakin penting dilakukan sejalan dengan masyarakat dunia yang semakin menghargai Hak Kekayaan Intelektual.
Apalagi, lanjut dia, sudah beberapa kali budaya Indonesia dalam bentuk nyanyain dan seni tari termasuk juga kerajinan batik diklaim oleh negara lain.
Sumber: http://oase.kompas.com