Kupang, Nusa Tenggara Timur - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Mendubpar) Jero Wacik mengatakan, kepedulian untuk mengangkat seni tradisional seperti alat musik Sasando masih sangat rendah.
"Butuh kerja keras dan daya dorong tinggi serta dukungan dari semua pihak untuk mengangkat seni musik tradisional," kata Mendubpar Jero Wacik pada penutupan festival musik Sasando di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu.
Departemen Budpar sejak 18 Desember lalu menyelenggarakan festival musik Sasando perebutkan piala presiden dan meriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) NTT ke-51.
Festival musik Sasando yang digelar ini, katanya, merupakan bagian dari program 100 hari Mendubpar kabinet Indonesia bersatu II. Selain Sasando Budpar akan mengangkat banyak musik tradisional di tanah air. "Itu makna dari festival Sasando masuk program 100 hari budpar," katanya.
Saat ini, katanya, kepedulian terhadap musik tradisional masih sangat rendah, tidak sebanding dengan musik sekarang yang sedang digandrungi oleh anak muda Indonesia.
Misalnya, ada konser grup band Ungu atau Radja di Kupang tentunya akan dihadiri oleh ribuan orang tanpa harus diundang. Bahkan, aparat kepolisian harus ekstra berjaga-jaga pada konser itu.
Hanya, jika digelar konser tradisional, seperti festival Sasando perlu kerja keras untuk mendatangkan penonton, karena hanya sebagian orang yang peduli sehingga perlu daya dorong dan dukungan yang tinggi.
"Presiden dan saya siap bekerja keras untuk mengangkat musik tradisional di tanah air," katanya.
Guna mengangkat musik tradisional butuh kerja sama semua pihak termasuk insan pers sehingga semua orang tahu bahwa NTT punya alat musik tradisional yang unik yakni Sasando.
"Peran pers sangat penting sehingga kita harus ajak mereka untuk mengangkat musik tradisional," katanya.
Karena itu, dia berharap agar pers di Indonesia juga mau mengangkat seni tradisional di tanah air. "Kalau bisa festival musik Sasando ini dijadikan head line di media," katanya.
Sumber: http://www.antaranews.com