Wangi-wangi, Sultra - Bupati Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua, menyatakan, menyelam di alam bawah laut Wakatobi, sama halnya dengan menjelajah seluruh perairan laut dunia, sebab 90 persen karang dunia ada di dasar laut Wakatobi.
"Jumlah jenis karang di seluruh dunia ada 850 jenis. Di Wakatobi, ada 750 jenis terumbu karang. Makanya, kala sudah menyelam di Wakatobi, sesungguhnya yang bersangkutan sudah menjelajah hampir seluruh karang dunia," kata Hugua, kepada sejumlah wartawan di Wakatobi, sesuai menyelam di dasar laut Pantai Sombu, setelah pengibaran Merat Putih di dasar laut tersebut, Selasa.
Menurut Huguan, di laut Karibia yang banyak menyedot penyelam kelas dunia, hanya memiliki 50 jenis terumbu karang, sedangkan di laut Atlantik hanya terdapat 350 jenis terumbu karang, dan di Laut Merah ada 300 jenis terumbu karang.
Bahkan kata dia, jenis terumbu karang yang selama ini hanya ada di dasar laut Pulau Palao, bernama `palao strea`, ternyata terdapat juga di Wakatobi.
"Jenis karang itu ditemukan ahli biologi laut dari Universitas Hasanuddin, bernama Doktor Ipul pada Maret 2009. Ia menemukan jenis karang tersebut di sekitar pulau Hoga," katanya.
Hugua mengatakan, jenis karang di dasar laut Wakatobi, bisa saja masih bertambah dari 750 jenis, kalau para ahli biologi laut melakukan penelitian.
"Saat ini, kami Pemerintah Wakatobi, sudah membangun laboratorium bawah laut, untuk kepentingan penelitian terumbu karang termasuk berbagai jenis biota laut lainnya. Kami persilahkan para peneliti, baik dari perguruan tinggi nasional, maupun universitas dari luar negeri," katanya.
Selain sebagai pusat penelitian paling aktif di pusat segitiga karang dunia, Laboratoium Bawah Laut tersebut juga berfungsi sebagai tempat pembibitan karang untuk kebutuhan bubidaya karang bagi masyarakat Wakatobi.
"Produnsi terumbu karang karang hasil budidaya ini, kami sudah menjalin kerja sama dengan Mr Klaiten, pengusaha karang dari Inggris. Ia membutuhkan 250 juta anakan karang per tahun, untuk memasok kebutuhan karang di pasar Eropa," katanya.
Ia menambahkan, nelayan yang membudidayakan terumbu karang tersebut bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp16 juta per enam sampai sembilan bulan.
"Pendapatan sebesar ini diperoleh dari 80 anakan karang yang ditanam pada medium 45 centimeter kali 60 centimeter. Harga per satu anakan karang senilai Rp200 ribu sampai Rp400 ribu, tergantung dari jenis karang," katanya.(*)
Sumber: http://www.antaranews.com