Mataram - Jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagian besar datang melalui Bandara Ngurah Rai, Bali, yakni mencapai 38%, Bandara Soekarno-Hatta 11% dan Bandara Juanda Surabaya sebesar 4%.
"Para wisatawan, khususnya wisatawan asing, sebagian besar langsung menuju ke objek wisata tiga gili (pulau kecil) yakni Gili Terawangan, Gili Meno, dan Gili Air," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB I Gusti Putu Supartha kepada wartawan di Mataram, Senin (19/5).
Wisatawan asing yang berkunjung ke NTB sebagian besar berasal dari Australia, Jerman, Belanda, Inggris, Jepang, dan Singapura.
Untuk 2008 pihaknya mentargetkan sekitar 300.000 wisatawan berkunjung ke NTB dan hingga kini realisasinya sekitar 30%.
Sementara menurut data dari Badan Pusat Statistik NTB, jumlah tamu yang menginap pada hotel berbintang sebanyak 11.737 orang, naik 4,40% dibanding Januari 2008 sebanyak 11.242 orang.
NTB telah menetapkan sebanyak 15 kawasan wisata di antaranya sembilan di Pulau Lombok dan enam di Pulau Sumbawa, dari jumlah tersebut yang telah berkembang antara lain objek wisata internasional Senggigi, Lombok Barat, Pantai Kuta, Lombok Tengah, dan Pulau Moyo di Sumbawa.
Untuk meningkatkan minat wisawatan berkunjung ke NTB telah dilakukan berbagai upaya seperti promosi baik ke dalam negeri maupun luar negeri.
Selain itu, menetapkan berbagai kegiatan atau kalender yang mampu memikat wisatawan seperti pada bulan April 2008 yakni peringatan Maulid Nabi yang biasanya digelar selama sebulan secara berpindah-pindah dari masjid ke masjid.
Kegiatan bulan Juni berupa Berampok atau tradisi masyarakat Sumbawa Barat yang saling memukul menggunakan ikatan padi sebagai ungkapan rasa kegembiraan atas hasil panen dan Lomba Dansa Internasional yang dilaksanakan di Pulau Lombok untuk menggaet wisatawan.
Kalender pariwisata bulan Juli berupa Festival Senggigi (atraksi seni dan budaya tradisional suku Sasak), NTB Expo untuk promosi hasil bumi dan Festival Seni Pelajar untuk melestarikan seni budaya dikalangan pelajar.
Kegiatan bulan Agustus berupa Apresiasi Budaya tradisional Sasak (Lombok) dan Mbojo (Sumbawa), Lomba Surfing (Surfing Competition) di Dompu dan Sumbawa, Pacuan Kuda Tradisional di Bima, Paresean (atraksi kejantanan lelaki Sasak dalam sebuah pertarungan dengan senjata tradisional), lomba Cidomo tradisional dan Begangsingan (permainan rakyat saat panen disawah).
"Kegiatan pariwisata Sail Indonesia di September, Lebaran Topat dan Lombok Triathlon bulan Oktober, Mulang Pakelem (pemberian sesaji kepada para dewa oleh umat Hindu) dan Perang Topat (lempar ketupat), Pacuan Kuda Tradisional di Bima dan U`a Pua (upacara penghormatan kesultanan Bima kepada guru ngaji) yang digelar di bulan Desember," katanya.
Sumber: www.mediaindonesia.com (20 Mei 2008)