Semarang - Pemerintah Kabupaten Karanganyar bertekad mengembangkan kawasan wisata hutan Gunung Bromo yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman (pepohonan) langka dijadikan kawasan hutan penelitian bagi kalangan ilmuwan, masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa.
"Mengingat potensi di hutan ini, maka Pemkab Karanganyar bertekad untuk terus mengembangkan wisata alam hutan Gunung Bromo, sebagai suatu kawasan hutan penelitian yang ditumbuhi berbagai jenis pohon, termasuk pohon-pohon langka," kata Iskandar, Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi (KIK) Kabupaten Karanganyar, Sabtu (31/5).
Selain wisata alam hutan di lereng Gunung Bromo, Pemkab Karanganyar juga mengembangkan wisata pemandian air hangat Sapta Tirta Pablengan dan Cumpleng. Pemandian air hangat Sapta Tirta Pablengan berlokasi di Desa Pablengan, Kecamatan Matesih, dengan latar belakang sebuah bukit Argo Tiloso.
Di samping menyajikan pemandian air dengan kadar belerang tinggi, di kompleks pemandian ini terdapat keunikan tersendiri, dimana dalam radius 15 m terdapat tujuh jenis mata air yakni air hangat, air dingin, air hidup, air mati, air soda, air bleng/asin, dan air urus-urus, katanya. Mengenai wisata alam hutan ini sangat diminati wisatawan, katanya, karena di objek wisata ini selain terdapat pohon langka seperti cendana, juga terdapat pohon yang khas dan unik, yakni sejenis pohon jati yang dikelilingi pohon beringin dan dikenal oleh penduduk setempat dengan nama jati kurung.
Ia menambahkan, tepat di bawah "jati kurung" itu terdapat sebuah petilasan "Nyi Ageng Serang"--istri P. Diponegoro--sewaktu mengungsi pada masa penjajahan Belanda. Karena adanya petilasan ini, pada hari-hari tertentu banyak dikunjungi para peziarah, katanya.
Sumber: www.mediaindonesia.com (31 Mei 2008)