Bali Garap Pelabuhan Khusus Kapal Wisata

Denpasar - Bali sebuah Pulau "mungil" dengan luas 5.632,86 km2 atau hanya 0,29 persen dari luas Nusantara, namun semua unsur mulai dari empat buah danau, sungai, gunung dan kawasan hutan yang bentangan membujur dari arah barat ke timur lengkap ada di dalamnya.

Perpaduan pemandangan sawah yang berundak-undak, lembah, pesisir pantai dan gunung berapi dengan danau di bawahnya, merupakan panorama alam yang menambah daya tarik Bali, disamping keunikan seni budaya yang diwarisi secara kokoh oleh masyarakatnya.

Wisatawan mancanegara yang berulang kali menghabiskan liburan ke Pulau "Seribu Pura" itu tidak pernah merasa bosan dan jenuh, karena selalu akan menemukan suasana baru serta atraksi yang unik dan menarik untuk dinikmati.

Gubernur Bali Drs Dewa Beratha mengingatkan, kelesuan pariwisata pasca tragedi bom Bali, telah disiasati oleh semua pihak, termasuk komponen pariwisata untuk lebih kreatif, dengan harapan wisatawan mancanegara tetap menjadikan Bali sebagai tempat berliburan yang aman dan nyaman.

Kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali yang selama ini hampir "tenggelam" dan seolah-olah "terlupakan" dari peta pariwisata Pulau Dewata, juga mulai bangkit dengan melakukan terobosan.

Manisnya dolar dari sektor pariwisata yang identik dengan Bali boleh dibilang tak dirasakan oleh masyarakat Bali timur, karena selama ini hiruk pikuk pariwisata hanya di kawasan selatan Bali, yaitu di Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.

Padahal, potensi pariwisata yang dimiliki daerah ujung timur Pulau Bali itu tidak kalah unik dan menarik dibanding Bali selatan, yakni Badung dan Kota Denpasar yang menjadi pusat pariwisata Bali.

Karangasem, salah satu dari sembilan kabupaten/kota di Bali memiliki atraksi menarik seperti gebug Ende, perang pandan serta obyek-obyek wisata yang menarik seperti Pura Besakih di Lereng kaki Gunung Agung.Bali Garap Pelabuhan Khusus Kapal Wisata

Bupati Karangasem Wayan Geredeg menyadari keterbelakangan pariwisata di daerahnya akibat berbagai faktor, termasuk transportasi karena membutuhkan waktu dua-tiga jam dari Denpasar.

Karangasem tidak tinggal diam dan menyerah pada nasib, lebih-lebih dalam pelaksanaan otonomi daerah, yang menuntut pemerintah kabupaten mampu memanfaatkan potensi yang ada secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat.

Berbagai terobosan dilakukan, salah satu diantaranya pembangunan pelabuhan khusus kapal wisata (Cruise) dengan harapan mampu menghilangkan kesenjangan, sekaligus menyeimbangkan pengembangan sektor pariwisata di Bali.

Dukungan pusat
Pemkab Karangasem melakukan terobosan dalam memacu sektor pariwisata dengan mengembangkan pelabuhan alam Pantai Amuk menjadi pelabuhan khusus kapal wisata yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai.

Upaya itu mendapat dukungan dari Pemerintah pusat, yakni Departemen Perhubungan dan Pemerintah propinsi Bali, tutur Kepala Dinas Perhubungan Propinsi Bali, Ir. Putu Sujana Cahyanta, MSI.

Departemen Perhubungan mengalokasikan Rp 20 miliar dalam tahun 2008 untuk melanjutkan penggarapan pembangunan dermaga kapal wisata tersebut. Kucuran dana itu merupakan tahap kedua dari tahun sebelumnya sebesar Rp 10 miliar.

Pelabuhan kapal wisata di atas lahan seluas 3,5 hektar, dengan total landasan sepanjang 180 meter kali 12 meter diharapkan sudah rampung dan dapat berfungsi pada pada bulan September 2009, sesuai kontrak yang telah ditandatangani sejumlah biro perjalanan wisata (BPW) yang akan mendatangkan sejumlah kapal pesiar dari mancanegara.

Pembangunan anjungan yang menjorok ke laut sepanjang 180 kali 12 meter itu dilakukan dengan pengurukan tahap pertama tahun 2007 sudah terealisasi 60 kali 12 meter dan tahun 2008 dengan sasaran 77 kali 12 meter.

Sisanya lagi 43 meter serta kelengkapan fasilitas pendukung berupa kantor untuk pemeriksaan surat-surat keimigrasian, kesehatan dan pos-pos lain diharapkan kembali mendapat kucuran dana pemerintah pusat tahun 2008.

Sedangkan penataan dan pembangunan sarana penunjang untuk kedatangan dan keberangkatan, termasuk toko-toko penjual cinderamata akan mendapat dukungan dana dari APBD Kabupaten Karangasem dan Pemprop Bali.

Dengan fasilitas pelabuhan khusus kapal wisata tersebut, diharapkan kapal-kapal wisata yang berlayar dari satu negara ke negara lainnya yang selama ini melewati perairan Indonesia dapat singgah ke Bali.

Kepala Dinas Perhubungan Bali Sujana Cahyanta maupun Kepala Dinas Pariwisata Bali Drs I Gede Nurjaya berharap kapal wisata yang selama ini menyinggahi Singapura dapat melanjutkan pelayarannya ke Bali.

Singapura setiap tahunnya disinggahi sedikitnya 300 kapal pesiar, masing-masing mengangkut 1.500 hingga 2.000 wisatawan setiap kapal. Tersedia fasilitas pelabuhan khusus untuk kapal pesiar diharapkan "hotel berlayar" dari Singapura menyempatkan diri berlibur ke Bali, sebelum melanjutkan pelayaran ke negara lain.

"Jika separuh dari 300 kapal pesiar yang selama ini menyinggahi Singapura bisa merapat ke Bali akan dapat meningkatkan kunjungan wisman, sekaligus dampak ekonomi yang besar bagi Bali dan masyarakatnya.

Pelabuhan alam di pantai Amuk, Kabupaten Karangasem berdasarkan catatan dari Pemkab setempat selama tahun tahun 2007 disinggahi 17 kapal wisata berskala besar yang mengangkut ribuan wisatawan, dengan buang jangkar di tengah laut.

Salah satu dari kapal pesiar itu adalah kapal dari Italia "Costa Marina" yang mengangkut 496 wisatawan mancanegara, buang jangkar selama dua hari guna memberikan kesempatan kepada seluruh penumpang menikmati liburan di Pulau Dewata.

Kapal besar bertingkat tujuh itu dalam pelayaran ke sejumlah negara di belahan dunia secara khusus memprogramkan untuk memberikan kesempatan kepada seluruh penumpang mengunjungi obyek-obyek wisata di Pulau Dewata.

Sedangkan selama tahun 2006 tercatat 15 kapal kapal pesiar sempat menyinggahi Pelabuhan Amuk. Sebelum tragedi bom Bali kunjungan kapal pesiar setiap tahunnya tidak kurang dari 20 kapal, bahkan tahun 1995 pernah mencapai 70 kapal yang menurunkan ratusan ribu wisatawan.

Sumber: www.mediaindonesia.com (22 Mei 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts