Pangkalpinang - Sektor pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), memiliki nilai jual tinggi, dengan beragamnya objek wisata dan tradisi budaya melayu yang unik dan masih lestari di provinsi itu.
"Bila dikelola secara baik, pasar pariwisata Bangka Belitung sudah ada yaitu beberapa negara bagian di Malaysia seperti Selangor, Johor, dan Malaka yang memiliki keterkaitan budaya serta wisatawan minat khusus dari penjuru dunia," ujar Gubernur Bangka Belitung, Eko Maulana Ali, Jumat.
Promosi terhadap pariwisata sudah mulai dilakukan bahkan hingga ke negara Eropa, seperti mengirimkan brosur tentang tempat-tempat wisata, adat dan budaya melalui misi kesenian Indonesia yang dikirimkan ke berbagai negara.
Provinsi Bangka Belitung dengan penduduk 1,068 juta jiwa, sekitar 30 persen diantaranya etnis China. Etnis tersebut juga memiliki aneka kesenian seperti Barongsai.
Pada saat perayaan tahun baru seperti Imlek dan tradisi berdoa kubur etnis China yang disebut Cheng Beng atau Pek Cun, banyak wisatawan nusantara dan mancanegara tertarik ke Bangka untuk menyaksikan ritual itu.
Pasar pariwisata Bangka Belitung juga diharapkan datang dari negara-negara yang dominan memiliki etnis China serta negara Timur Tengah.
Potensi pariwisata di Bangka Belitung sebenarnya lebih baik dibanding dengan provinsi tetangga seperti Sumatra Selatan. Selain memiliki banyak pulau, pasir di pantai juga putih bersih serta sudah mulai tersedianya hotel dan sarana penunjang pariwisata.
"Waktu Bangka Belitung masih menjadi bagian Sumsel, pariwisata daerah itu terdongkrak dengan potensi yang dimiliki Bangka Belitung," ujarnya.
Kegiatan wisata tahunan di Provinsi Bangka Belitung yang bisa dijual ke wisatawan diantaranya tradisi Maras Taun Selat Nasik, Pulau Mendanau Kabupaten Belitung berupa upacara adat dan syukuran warga setempat atas hasil tangkapan dan panen padi mereka.
Sumber: www.mediaindonesia.com (30 Mei 2008)