Menikmati Teluk Tomini dari Parigi Moutong

Sulawesi Tengah - Menyebut Sulawesi Tengah (Sulteng), terutama kurun beberapa tahun terakhir, yang paling lekat dalam ingatan tentulah konflik dan sejumlah peristiwa terkait terorisme. Konflik horisontal di Poso, Bom Tentena, Bom Palu, penembakan misterius, penculikan, hingga eksekusi Tibo cs adalah beberapa diantara rangkaian peristiwa berdarah yang menyimpan trauma.

Daerah ini seperti jadi momok menakutkan bukan hanya warga setempat, tapi juga orang-orang dari luar Sulteng. Konflik, agaknya telah membutakan mata sebagian orang bahwa sesungguhnya Sulteng juga menyimpan banyak keindahan alam. Tak hanya alam, daerah ini juga menyimpan kekayaan tradisi dan budaya. Salah satu kekayaan alam yang sungguh elok dan pantas dinikmati, adalah Teluk Tomoni.

Salah satu teluk terluas di Indonesia yang kaya akan potensi ikan serta pulau-pulau dengan pasir putihnya. Bahkan bila tak ingin ke pulau-pulau, keindahannya bisa dinikmati di hampir sepanjang pesisir pantainya. Teluk Tomini membentang di 13 kabupaten yang meliputi tiga provinsi msing-masing Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara. Dari 13 kabupaten ini, Parigi Moutong (82 km arah Timur Palu), adalah salah satu kabupaten di Sulteng yang garis pantainya terpanjang di Teluk Tomini.

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, wilayah pesisir dan laut daerah ini membentang sepanjang 472 km garis pantai Teluk Tomini. Luas perairannya sekitar 3.483,36 km2 dengan 13 pulau kecil. Dari Palu, ibukota Provinsi Sulteng, tak sulit untuk sampai ke Parigi. Ada banyak kendaraan umum dari yang biasa hingga yang berpendingin udara. Waktu tempuh Palu-Parigi sekitar dua jam.

Perjalanan Palu-Parigi juga tidak akan membosankan karena akan melewati daerah puncak yang terkenal dengan sebutan kebun kopi, dengan pemandangannya yang indah dan udara sejuk. Bila ingin menikmati perjalanan yang lebih berkesan, perjalanan Palu-Parigi bisa dilanjutkan ke Provinsi Gorontalo. Boleh dikata, sepanjang perjalanan menuju Gorontalo dari Parigi, kita akan melewati pesisir Teluk Tomini. Tentu saja dengan suguhan pemandangan pantai dan perkampungan penduduk di sepanjang jalan yang dilalui.

Sesungguhnya, hampir semua bagian Parigi Moutong berada di pesisir Teluk Tomini. Karena itu di hampir semua bagian atau kecamatan di salah satu kabupaten terluas di Sulteng ini, keindahan Teluk Tomini bisa dinikmati. Kita mulai saja perjalanan dari Kecamatan Sausu dan Torue yang berbatasan dengan Kabupaten Poso. Di Sausu, kita bisa menikmati pantai Tumpapa di Desa Matakosa dengan pasirnya yang putih. Kita juga bisa melihat industri pengolahan ikan yang masih tradisional.

Yang lebih menarik, adalah tempat penangkaran burung maleo, salah satu satwa langka dan hanya ada di beberapa tempat di Sulteng. Sementara di Torue, perjalanan menikmati keindahan Teluk Tomini akan berbeda karena kita melewati perkampungan masyarakat Bali. “Rumah-rumah masyarakat, adat istiadat Bali, hingga tradisi bercocok tanam di Torue, tak ada bedanya dengan di Bali. Berada di Torue seolah-olah berada di salah satu bagian di Bali. Ini yang membuat daerah ini unik dan pantas dikunjungi,” ujar Jafar, warga Parigi.

Bila ingin melanjutkan perjalanan dan menikmati keindahan yang lain, perjalanan bisa dilanjutkan ke Parigi Selatan. Di kecamatan ini kita bisa menikmati Teluk Tomini dengan cara berbeda. Di Parigi Selatan terdapat Tanjung Makakata dengan luas dua km2. Perjalanan dari pantai ke tanjung dapat ditempuh sekitar 15 menit menggunakan perahu motor. Objek wisata ini terdapat di tengah laut, dekat dengan Danau Lindu. Dari Tanjung Makakata, kita dapat melihat gunung yang ada di seberang. Selain itu juga bisa menikmati pasir putih, berenang, memancing, berselancar, dan berbagai kegiatan air lainnya.

Masih ada lagi bagian lain dari Parigi yang bisa jadi tempat menikmati Teluk Tomini. Sekitar 60 km dari kota Parigi, terdapat Pulau Kelelawar di Desa Tomoli Kecamatan Toribulu. Pulau yang diapit oleh dua tanjung hutan bakau yang membentuk pintu gerbang ini, adalah tempat berkembang biaknya habitat kelelawar.

Keunikan kelelawar di pulau ini adalah terdiri atas tiga warna masing-masing kuning, cokelat, dan hitam. Satu lagi yang tak boleh dilewatkan adalah Desa Khatulistiwa di Kecamatan Tinombo Selatan. Di desa ini terdapat Monumen Tugu Khatulistiwa yang merupakan titik ordinat dari Garis Khatulistiwa. Di ujung Parigi, berbatasan dengan Provinsi Gorontalo, sekitar 271 km sebelah Utara Parigi, terdapat Kecamatan Moutong. Kecamatan ini adalah kota tua yang banyak terdapat bangunan bersejarah peninggalan Kerajaan Moutong.

Di Moutong, terdapat Pantai Moian dan Pulau Lalayo. Pulau Moian cukup luas dengan hamparan pasir putih dan lokasi pembuatan garam serta bentangan empang milik warga. Matahari terbenam, Tanjung Santigi yang membentang di latar belakang Pantai Moian, adalah suguhan pemandangan elok lainnya. Tidak usah khawatir soal makan maupun penginapan. Di sepanjang jalan, banyak rumah makan yang menawarkan beragam makanan. Yang paling banyak adalah sajian ikan berbagai jenis yang tentu saja masih segar. Ikan-ikan yang disajikan tentu saja hasil tangkapan dari Teluk Tomini.

Bahkan di beberapa bagian pantai, kita bisa langsung membeli ikan dari nelayan yang baru menambatkan perahu, dan membakarnya di pinggir pantai. Bupati Parigi Moutong Longki Djanggola mengatakan, bahwa potensi alam tersebut akan dikelola sebagai asset pariwisata yang tentu saja dapat menambah pendapatan daerah dan masyarakat setempat.

"Kita akan mengembangkan pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat, yang keuntungan ekonominya bisa langsung dirasakan masyarakat. Pemerintah dalam hal ini menjadi fasilitator pengembangan asset pariwisata di masing-masing wilayah tersebut," urai Longki. (Reny Sri Ayu Taslim)

Sumber: www.kompas.com (30 Mei 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts