Maluku Tengah - Kata-kata sebenarnya tak cukup untuk menggambarkan kenikmatan sop ikan kuah pala, kuliner asli masyarakat Kepulauan Banda di Maluku. Saat menyeruput kuah yang gurih, sedikit pedas bercampur asam pala, kata-kata menguap meninggalkan lidah mengecap sensasi kelezatan.
Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, yang terkenal karena keindahan taman lautnya juga memiliki koleksi warisan kuliner yang lezat. Kami mencoba masakan ulang-ulang, sambal bekasang, dan sop ikan kuah pala. Buah pala rempah-rempah itulah yang menarik bangsa Eropa datang ke Banda pada awal abad ke-17.
Di meja makan disajikan pula urap daun pepaya dan ikan bakar. Minuman bisa variatif tergantung selera. Santapan khas Banda itu bisa dipesan di rumah makan Namasawar milik Fauziah Baadila di dekat Pelabuhan Naira. Masakan khas itu tidak disajikan setiap hari dan harus dipesan terlebih dahulu, misal untuk makan malam harus dipesan sejak siang hari.
Santap malam kami buka dengan ulang-ulang yang menyegarkan. Ini adalah campuran sayuran segar kangkung, kacang panjang, terong, tauge, wortel, dan mentimun. Sayuran tersebut dicampur dengan bumbu terasi, cabai ulek, kenari tumbuk, serta sedikit cuka dan garam. Bumbu dicampur dengan sayur saat akan disajikan supaya kesegaran sayuran lebih terasa.
Ulang-ulang menggugah selera makan karena segar bercampur gurih kenari tumbuk dan sedikit rasa asam. Kesegaran sayur-sayuran mengobati lelah setelah seharian snorkeling di Laut Banda.
Ulang-ulang juga cocok disantap dengan nasi, daun pepaya, dan ikan bakar yang dicelup sambal bekasang yang dibuat dari daging ikan cakalang tumbuk. Kombinasi menu itu menghadirkan sensasi khas Banda: kesegaran sayur, gurih ikan laut dan rasa asam pedas rempah-rempah.
Sambal ”bekasang”
Sambal bekasang melengkapi sensasi pedas menggigit lidah. Lidah juga digelitik rasa asam jeruk limau dalam sambal bekasang. Asam limau selain untuk menghilangkan aroma amis ikan juga merangsang air liur agar santap tambah nikmat. Daging lembut ikan kerapu bakar dicelup dalam sambal bekasang cukup untuk menghabiskan satu bakul nasi.
Sambal bekasang istimewa karena pembuatannya membutuhkan waktu satu minggu. Untuk membuat bekasang dibutuhkan ikan cakalang yang digiling halus. Daging giling dicampur dengan garam dan diungkep selama satu minggu dan jadilah bekasang. Untuk membaut sambal bagi dua orang, cukup satu sendok adonan bekasang diulek bersama cabai sesuai selera dan perasan jeruk limau. Sambal biasanya ditambahi irisan bawang merah, tomat, dan sedikit minyak goreng supaya sedap dan gurih.
Jika lidah mulai bosan dengan sensasi bekasang, satu sendok ulang-ulang cukup mengembalikan selera makan.
Sup ikan
Sup ikan bisa disantap sebagai pembuka, tetapi kami menyantapnya sebagai penutup. Kuah pala yang menjadi kuah sop terasa sangat segar. Ada sedikit rasa asam bercampur pedas. Rasa pedasnya beda dari cabai karena ini pedas pala yang halus dan hangatnya menjalar hingga ke lambung. Sensasi rasa itu berasal dari irisan daging pembungkus biji pala dalam kuah sup.
Perut yang semula mulai kenyang menjadi nyaman oleh kehangatan pala dan rasa lapar pun kembali menjalar. Sensasi ini di luar dugaan hingga satu ekor ikan kakap merah yang berdaging lembut tersisa tulangnya saja.
”Wow... ini enak sekali sampai kita terdiam. Aku akan merekomendasikan masakan ini ke teman-temanku yang akan ke Banda,” ujar Paul Symon, kawan dari Inggris, memecah kebisuan diiringi tawa kami berdua.
Kenikmatan sup ikan kuah pala ini, menurut Fauziah, sudah dikenal sejak zaman nenek moyang. Bahkan saking lezatnya, sup ikan kuah pala selalu disajikan untuk para petinggi tentara Belanda yang datang ke Banda. Tradisi santap itu berlangsung hingga bangsa Eropa angkat kaki dari Banda.
”Kami sebenarnya punya banyak masakan khas, tetapi yang paling terkenal sup kuah pala,” ujar Fauziah.
Aneka menu kuliner Banda masih dipertahankan oleh masyarakatnya, tetapi jarang ditemui di rumah makan. Masakan khas Banda masih disajikan di rumah-rumah untuk konsumsi pribadi. Rumah makan di Naira juga tidak semuanya menyajikan masakan ini. Di buku menu makanan pun tidak terdaftar.
Kami bisa menikmati makanan khas Banda itu karena terlebih dahulu bertanya tentang makanan khas Banda ke pemilik rumah makan Namasawar.
Kuliner di Banda perlu lebih dikenalkan untuk melengkapi daya tarik pariwisata. Masakan khas Banda dengan kekuatan pada kesegaran ikan, sayuran, dan rempah-rempah bisa memikat para penikmat wisata kuliner.
Sensasi kelezatanya tidak akan terlupakan karena hanya bisa ditemui di pulau kecil di tengah Laut Banda yang berpalung dalam. Jika tertarik merasakan sensasi kuah pala, berkunjunglah ke Banda.
Sumber: www.kompas.com (1 Juni 2008)