Sulit Ikan Usai Sibarubaru

Jakarta - Sudah beberapa jam memancing, hanya satu kail yang disambut ikan. Baru kali ini tim Ekspedisi Garis Depan Nusantara merasakan sulitnya mencari ikan di laut.

"Cuaca bagus lautnya tenang cuma ikannya rada sombong. Sudah dari tadi mancing baru dapat satu," ujar Didi Sugandi, salah satu anggota tim kapal saat dihubungi melalui ponsat. Bahkan untuk memompa semangat, mereka membuat sayembara kecil-kecilan dengan hadiah sebungkus rokok bagi yang mendapat ikan.

Kalau tak dapat ikan juga alamat tak ada pesta ikan malam ini. Kapal saat ini membuang jangkar sekitar setengah mil dari Pulau Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai. Kapal tiba di sana sekitar pukul 17.30 WIB setelah bertolak dari Pulau Sibarubaru sekitar 20 menit sebelumnya.

Sebelumnya, tim kapal telah menghabiskan waktu sehari semalam di Pulau Sibarubaru, salah satu pulau terluar yang menjadi target ekspedisi ini. Mereka juga bergabung dengan tim Kodal I dan wartawan Kompas, Gesit Ariyanto, yang tiba di pulau terebut pada hari yang sama Minggu (1/6).

Pemasangan prasasti di Pulau Sibarubaru tak banyak menemui hambatan termasuk pendokumentasian monumen Soekarno Hatta. Sebab, pulau yang termasuk dalam Provinsi Sumatera Barat ini hanya seluas 2,05 kilometer persegi.

"Lebih sepi dari Pulau Mega. Untuk melintasi saja hanya 1,2 kilometer dan nggak nyampe sejam," ujar Didi. Pulau tersebut banyak ditumbuhi pohon kelapa dan bakau. Meski tak berpenghuni, di pulau ditemukan dua pondokan kecil milik warga Pagai Selatan yang digunakan sebagai tempat penampungan kelapa.

Mercu suar di Sibarubaru masih terawat dengan baik. Sebagian anggota tim juga sempat bermalam di sana ditemani penjaga dan dua orang keluarganya yang tengah berlibur.

Di Pagai Selatan, semua anggota Tim Kodal I, Gesit, dan Susi Soemarwoto, antropolog Unpad yang ikut dalam tim kapal, turun ke darat. Mereka akan melakukan pendataan penduduk Pagai Selatan sepanjang hari, Selasa (3/5). Mereka akan bergabung kembali degan tim Kodal II untuk melajutkan perjalanan ke Pulau Sinyaunyau.

"Lusa dinihari sekitar jam dua kita akan ke Sikakap untuk isi bahan bakar dan kebutuhan lain lalu ke Sinyaunyau," ujar Didi. Pulau Sinyaunyau merupakan target terakhir di Kepulauan Mentawai sebelum kapal merapat ke Padang dan melanjutkan ke wilayah berikutnya.

Meski harus sabar menunggu mata kailnya disambar, ia dan kawabn-kawan masih tetap dapat menikmati santapan malam ini. Sebab, Tim Kodal I membawa rendang Padang dan "makanan darat" yang tak kalah lezat.

Sumber: www.kompas.com (2 Juni 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts