Bekas Permukiman Kuno di Delta Sabak Ditemukan

Tanjung Jabung Timur, Jambi - Balai Arkeologi Palembang menemukan permukiman-permukiman kuno abad ke-11—13 di kawasan lahan bergambut Delta Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Selain itu, tim peneliti juga mendapati sejumlah keramik, gerabah, dan manik-manik peninggalan masa Dinasti Song.

Ketua Tim Proyek Penelitian Balai Arkeologi Palembang Aris Susanto, Rabu (4/6), mengatakan, permukiman kuno ditemukan sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Lambur dan DAS Pemusir yang terhubung dengan Sungai Batanghari. Jalur-jalur inilah yang diduga sebagai perlintasan pelayaran dari China ke pedalaman Jambi.

Dari kegiatan penelitian yang berlangsung hingga tiga kali, dan berakhir 26 Mei lalu, tim mendapati banyak tonggak kayu nibung yang biasa digunakan sebagai pondasi rumah warga di kawasan bergambut pada masa lalu. "Tonggak kayu masih tertancap di atas tanah, namun tim tidak lagi menemukan ada bangunan di atasnya," tuturnya.

Menurut Aris, adanya kayu nibung yang masih membentuk tonggak ini menjadi indikasi kuat adanya permukiman. Sisa aktivitas manusia juga diketahui dengan temuan banyaknya keramik dengan motif hias, pasak kayu dan jalinan tali ijuk, serta gerabah yang diperkirakan merupakan peninggalan masa Dinasti Song, abad ke-11—13.

Pantai timur Sumatera selama Abad VII-XIII merupakan jalur kuno yang menghubungkan daratan China dengan wilayah Asia Selatan dan Timur Tengah.

Di Situs Keramas yang berlokasi di Kelurahan Parit Culum I, Kecamatan Muarasabak Barat, yang secara geografis berada di DAS Sungai Dendang, misalnya, ditemukan sejumlah peninggalan Dinasti Song berupa pecahan keramik bagian badan dan kaki di perkebunan sawit warga.

Kepala Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Tanjab Timur (Budparpora) Kabupaten Tanjung Jabung Timur Muhammad Najib mengatakan, pihaknya bersama tim arkeologi juga menemukan dua kaki wadah perunggu berlapis emas 18 karat di rumah salah seorang warga. Terdapat bunga padma (teratai merah) dan sulur bonggol pada kaki yang satu, sedangkan yang lainnya terdapat arca dewi.

Sedangkan di DAS Simbur Naik , Kecamatan Muara Sabak, penelitian tak berlangsung lama, karena DAS ini diduga bukan sebagai jalur pelayaran, dan tidak terdapat permukiman di sana.

Penyisiran ini sudah dilakukan secara berkala sejak tahun 2005 lalu, setelah tim arkeologi menduga kuat kabupaten ini memiliki banyak potensi dan peninggalan kuno. (Irma Tambunan)

Sumber: www.bangkapos.com (4 Juni 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts